Pada 1092 peristiwa politik mengakhiri periode kejayaan Omar  Khayyam. Pendanaan untuk menjalankan Observatory berhenti dan reformasi kalender Khayyam ditunda. Khayyam juga diserang oleh kaum Muslim ortodoks yang merasa bahwa pikiran Khayyam  tidak sesuai dengan iman.Â
Meskipun tidak disukai oleh semua pihak, Khayyam mencoba untuk mendapatkan kembali bantuan. Dia menulis sebuah karya di mana dia menggambarkan mantan penguasa di Iran sebagai orang-orang terhormat yang telah mendukung pekerjaan umum, ilmu pengetahuan dan beasiswa.Â
Akhirnya ada Kerajaan lain bangkit pada tahun 1118, kali ini dengan Merv, Turkmenistan sebagai ibukotanya. Shah  (Sultan) menciptakan pusat  pembelajaran Islam di Merv di mana Khayyam menulis karya lebih lanjut tentang matematika.
Sedangkan karya sastra Omar Khayyam dikenal dalam buku Robaiyyat. Ketika buku ini diterjemahkanke dalam bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald, buku ini langsung mendunia. Banyak kritikan sekaligus kekaguman terhadap karya karya puisi Omar Khayyam.
Puisi puisi Omar Khayyam mempertanyakan tentang kehidupan, kematian dan iman manusia. Karya karya Omar Khayyam dikaji oleh para ilmuwan, terutama sastrawan dari berbagai belahan dunia. Puisi puisinya menjadi terkenal justru berabad abad setelah dia meninggal.
*dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H