Benjamin Netanyahu akhirnya memenangkan pemilihan Israel dan berhasil menjadi Perdana Menteri untuk kelima kalinya. Hal itu berarti ia adalah pemimpin terlama dalam sejarah Israel yang memegang jabatan tersebut.Â
Kemarin, ia dikukuhkan sebagai perdana menteri setelah mengalahkan saingan terberatnya Benny Gantz. Perolehan suara sangat ketat, susul menyusul. Bahkan Partai Biru putih yang mendukung Gantz mendapatkan 35 kursi, menyamai partai Likud yang mendukung Netanyahu 35 kursi.
Namun yang menjadi penentu kemenangan Netanyahu adalah dukungan partai sayap kanan sehingga akhirnya ia mendapatkan 65 kursi. Tentu saja hal ini tidak bisa membuat Gantz menggantikan Netanyahu. Ia terpaksa gigit jari melihat rivalnya kembali menjadi perdana menteri.
Partai sayap kanan adalah penyokong utama langkah langkah kejam Benjamin Netanyahu terhadap Timur Tengah. Baik itu melindas penduduk Palestina di jalur Gaza, mencaplok Jerusalem Timur dan juga merangsek ke negara-negara seperti Suriah dan membantu Arab Saudi.
Dalam pidato kemenangan semalam, Netanyahu mengatakan bahwa masyarakat Israel masih memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin negara tersebut. Benjamin Netanyahu berjanji akan membawa Israel menjadi lebih besar, meraih kejayaan yang paling tinggi.
Sebenarnya Benjamin Netanyahu meraih kemenangan berkat bantuan Amerika Serikat. Pemerintahan Trump telah menyatakan bahwa Netanyahu penting bagi negara tersebut. Apalagi mereka memiliki program bersama di kawasan Timur Tengah. Ada kemungkinan, Amerika Serikat mendanai partai likud dan sayap kanan Israel.
Di samping itu, Netanyahu juga mendapatkan dukungan dari Presiden Israel. Bagaimana pun, Netanyahu dianggap sebagai orang terkuat yang bisa mempertahankan Israel dan membawa Israel menjadi negara yang sangat ditakuti, bersama dengan Amerika Serikat.
Kemenangan Netanyahu menjadi peringatan tersendiri bagi negara-negara lemah di Timur Tengah yang dijajah Israel. Terutama untuk rakyat Palestina, yang menjelang pemilihan malah semakin dibombardir oleh tentara Israel. Program menghabisi Palestina bakal semakin kencang.
Begitu pula dengan negara negara lain di kawasan Timur Tengah yang menjadi incaran Israel. Iran harus lebih waspada, karena negara zionis itu bermaksud menyerang dalam waktu dekat. Sedangkan Suriah, harus siapsiap untuk diobrak-abrik lagi.
Israel juga semakin intensif mendekati Bahrain dan Oman untuk mencari dukungan menyerang Iran. Kunjungan terakhir memberikan sinyal positif terhadap Israel. Negara ini akan semakin semena-mena di kawasan Timur Tengah.Â