Meskipun hasil dari keseluruhan pilkada serentak hari Minggu kemarin masih memperlihatkan dominasi AK Parti di sebagian besar wilayah, tetapi ada hasil mengecewakan yang membuat Erdogan sangat bersedih. Ibukota Ankara, provinsi Izmir, dan Istanbul telah terlepas dari tangan AK Parti.
Ada tiga wilayah yang sangat berarti bagi pemerintahan Turki, yaitu Ankara sebagai ibukota negara, Istanbul sebagai ikon kerajaan Ottoman dan Izmir yang merupakan wilayah dengan perputaran ekonomi yang cukup tinggi. Ketiga wilayah itu adalah yang terbesar di Turki.
Namun, apa daya bahwa ibukota yang begitu penting, harus direlakan ke tangan partai sekuler HDP. Persaingan begitu ketat, partai sekuler berhasil mengalahkan Aliansi Rakyat yang merupakan gabungan dari AK Parti dan MHP.
Begitu pula yang terjadi di Izmir. Tunc Soyer yang berasal dari CHP, dalam gabungan aliansi bangsa telah berhasil menyingkirkan Nihat Zaybekti dari AK Parti. Tunc Soyer mendapat suara sebesar 58,05%, sedangkan Nihat hanya mendapat suara 38,50%.
 Istanbul semula meraih kemenangan melalui Binali Yildirim, mantan Perdana Menteri Turki dan juga ketua parlemen dari AK Parti. Tetapi di saat terakhir  saingannya  Ekrem Imamoglu dari CHP berhasil melampaui dia.
Tak urung kekalahan di Ankara Izmir dan Istanbul membuat Erdogan bersedih. Ia menyadari pentingnya ketiga wilayah yang sangat strategis dalam pemerintahan. Akhir-akhir ini partai sekuler memang begitu gencar memprovokasi masyarakat agar memilih mereka.
Ada indikasi bahwa partai sekuler berusaha bangkit untuk menguasai pemerintahan. Sejak awal tahun telah terjadi beberapa kali demonstrasi yang digerakkan oleh partai sekuler. Masyarakat yang masih memuja Ataturk, ingin mengembalikan kehidupan mereka yang bebas seperti dulu.
Dalam demontrasi partai sekuler, mereka menolak adzan dan perintah melaksanakan ibadah dalam agama Islam. Dalam ajaran Ataturk dahulu, shalat hanya dilaksanakan oleh orang miskin. Kehidupan sekuler lebih mirip atheis yang tidak mempercayai agama, bebas semaunya.
Masalahnya, partai sekuler mendapatkan dukungan secara diam diam dari Amerika Serikat dan kelompok pemberontak serta teroris PKK yang dibasmi oleh pemerintahan Erdogan. Mereka disinyalir mempunyai andil dalam kudeta 2016 yang lalu.
Karena itu kesedihan Erdogan sangat beralasan. Jika CHP semakin kuat, maka sekulerisme juga akan semakin percaya diri untuk bangkit kembali. Dan ini memungkinkan untuk terjadinya pemberontakan atau kudeta pada satu saat nanti.
Walau begitu, para pengikut dan pendukung Erdogan tidak akan berdiam diri. Mereka telah menyatakan akan tetap berdiri di belakang Erdogan. Mereka akan membela Erdogan sampai titik darah penghabisan.