Pertemuan para pemimpin Arab di Tunisia pada hari Minggu ini  berharap untuk bisa memproyeksikan oposisi terhadap  keputusan Trump mengakui kendali Israel atas Dataran Tinggi Golan dan Yerusalem.  Tetapi sebagaimana halnya dengan KTT Liga Arab masa lalu, pertemuan tersebut kemungkinan akan mengekspos persaingan pahit mereka sendiri.
Negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, kemungkinan akan menurunkan pernyataan kecaman terhadap keinginan menentang Amerika Serikat. Mereka ingin mempertahankan hubungan baik dengan Gedung Putih karena negara itu meningkatkan tekanan pada saingan utama mereka, Iran.
Sedangkan negara seperti Oman dan Jordania, dalam posisi yang sulit. Mereka tidak bisa mendukung atau pun menentang karena memiliki ketergantungan kepada Amerika Serikat.
KTT tersebut ingin menegaskan konsensus internasional bahwa dataran tinggi Golan  adalah wilayah Suriah. Tetapi KTT ini tampaknya hanya akan lebih lanjut menyoroti absennya Suriah dari Liga Arab.Â
Suriah merupakan  negara yang dikucilkan  pada hari-hari awal pemberontakan melawan Bashar Assad. Beberapa pemimpin Arab berpikir Suriah, sebagai  anggota pendiri  Liga Arab harus diterima kembali.Â
Di sisi lain, beberapa negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah menghabiskan bertahun-tahun mendukung oposisi yang melawan Bashar al-Assad. Mereka didukung Amerika Serikat dan Israel.
KTT Liga Arab hampir selalu dinodai oleh tidak adanya keputusan yang berarti. Tahun ini, Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika yang sakit dan Omar al-Bashir dari Sudan tidak bisa menghadiri pertemuan itu karena mereka menghadapi protes massa mingguan terhadap pemerintahan mereka yang lama.
Mereka yang diharapkan hadir, sementara itu, masih terpecah karena perang di Yaman dan Suriah, dan boikot Qatar selama hampir dua tahun oleh sesama anggota Liga Arab.
Golan Lite
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dalam perang Timur Tengah 1967 setelah Suriah selama bertahun-tahun menggunakan dataran tinggi strategis untuk membom Israel utara. Negara-negara Arab telah lama menuntut pengembaliannya, dan mengutuk keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui kedaulatan Israel atas hal itu awal pekan ini.
Juru bicara Liga Arab Mahmoud Afifi mengatakan blok 22-anggota itu akan bertujuan untuk mengeluarkan proklamasi tentang Golan. Tetapi para pengamat berharap sedikit lebih dari sekadar kecaman standar.