Menteri luar negeri Iran, Mohammad Zavad Zarif menuduh Israel dan Amerika Serikat sengaja mencari gara gara untuk menimbulkan perang. Ia memperingatkan bahwa perilaku Israel dan Amerika Serikat meningkatkan kemungkinan bentrokan di wilayah tersebut.
Zavad menilai Israel justru melanggar hukum internasional setelah pemboman di Suriah. Selain itu, Zarif juga mengkritik kekuatan Eropa karena tidak menegur Israel dan Amerika Serikat untuk perilaku mereka di wilayah tersebut.
Timur Tengah menghadapi risiko perang yang sangat besar. Risiko akan semakin besar jika dunia terus menutup mata terhadap pelanggaran berat hukum internasional. Perilaku Israel melanggar hukum internasional di Suriah dan Palestina, sedangkan AS melanggar hukum internasional di Irak.
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Teheran ingin membangun hubungan dekat dengan semua negara di Timur Tengah. Tetapi Iran telah terlibat dalam perang proksi dengan Arab Saudi selama beberapa dekade.
Hassan Rouhani mengatakan, Iran siap bekerja dengan negara-negara kawasan untuk menjaga keamanan di Timur Tengah. Musuh sebenarnya adalah Amerika Serikat dan Israel. Keduanya ingin menciptakan perpecahan di antara orang Iran.
Di sisi lain, Arab Saudi mendukung langkah Presiden Donald Trump untuk menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara Barat dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran. Mereka memiliki rencana untuk menyerang Iran.
Namun sampai saat ini Iran tidak akan menyerah pada tekanan dari Amerika Serikat dan Israel. Iran menyiapkan diri untuk menghadapi saat terburuk.
Iran bermaksud akan mengambil tindakan militer di Teluk untuk memblokir ekspor minyak negara lain sebagai balasan atas sanksi AS yang dimaksudkan untuk menghentikan penjualan minyak mentahnya. Kalau AS memblokade jalan Iran, negara itu bisa membalas.
Sebenarnya Iran tidak sendirian. Hassan Rouhani tidaklah bodoh, ia juga menggalang dukungan dari relasi terdekatnya yaitu Turki dan Rusia.
Baru baru ini pemimpin Iran tersebut berhubungan dengan Vladimir Putin dan Erdogan. Mereka membahas keamanan di teluk dan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.
Rusia dan Turki tidak hanya akan memberikan dukungan militer, tetapi juga menjaga kebutuhan Iran akan hal lain. Hubungan bilateral Turki dengan Iran sangat baik. Iran mendatangkan berbagai pasokan dari Turki.