Tanggal 12 telah berlalu, euforia belanja pun tampak surut dari media sosial. Saya justru bersyukur tidak ikut larut dalam euforia tersebut. Â Saya selamat dari Harbolnas.
Kebanyakan perempuan, malah juga sebagian laki laki, menunggu datangnya Harbolnas. Mereka sangat berniat untuk belanja melalui aplikasi online dengan memanfaatkan berbagai diskon dan bonus.
Saya tidak termasuk golongan yang seperti itu. Apakah saya tidak tertarik? Mungkin, tetapi hanya sedikit perhatian saja, tanpa tergerak memburu belanjaan.
Mengapa saya bisa menahan diri dari Harbolnas? Saya menggunakan logika, bukan nafsu sesaat. Saya tidak mudah tergiur aneka diskon dan bonus.
Ada 7 alasan tidak terjebak Harbolnas:
1. Saya hanya membeli barang yang benar-benar dibutuhkan. Saya tidak ingin membeli barang yang kurang bermanfaat.
Kalau membeli barang karena harganya murah, tetapi hanya akan teronggok di gudang, buat apa? Bukankah justru menjadi mubazir?Â
Saya tidak suka ada barang yang disia-siakan. Maka tidak perlu ada tambahan barang yang kurang diperlukan.
2. Ada tidaknya uang. Pembelian suatu barang bagi saya bukan karena adanya diskon dan bonus sehingga murah. Tetapi lebih dikarenakan adanya uang.
Walaupun harga murah, tapi uang di kantong hanya pas-pasan, tetap saja tidak bisa membeli. Sedangkan bila harganya mahal, kalau sedang banyak uang bisa terbeli.
Jadi, kondisi keuangan yang lebih menentukan pembelian suatu barang. Momen diskon dan bonus tidak terlalu berpengaruh. Saya bisa beli kapan saja kalau memang banyak uang.