Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan pernyataan resmi mengenai pembunuhan jurnalis terkenal Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi, Istanbul, Turki. Dalam pidatonya di depan pengurus AK Parti tadi siang, Erdogan membeberkan fakta seputar pembunuhan tersebut secara terperinci.
Menurut Erdogan, memang benar ada 15 orang pembunuh dari Arab Saudi  yang dikirim ke gedung konsulat. Masing-masing ikut ambil bagian dalam eksekusi terhadap Jamal Khashoggi.  Tetapi 15 orang itu ternyata terbagi dalam tiga tim.
"Satu tim yang terdiri dari tiga orang Saudi mendarat di Istanbul satu hari sebelum peristiwa pembunuhan Khashoggi. Mereka meninjau hutan di pinggiran Istanbul dan Yalova," jelas Erdogan. Sedangkan dua tim lainnya datang  ke gedung konsulat secara terpisah.
Lebih lanjut Erdogan menguraikan bahwa kamera (CCTV) gedung konsulat sengaja dihapus. Rekaman dalam hardisk dimusnahkan. Â Sedangkan rekaman lain menunjukkan bahwa Jamal Khashoggi tidak meninggalkan gedung konsulat. Â Erdogan menilai ini adalah pembunuhan politik.
Konsulat Arab Saudi membantah terjadinya insiden itu pada tanggal 4 Oktober. Konsul Jenderal sengaja mengundang seorang wartawan Reuters ke gedung konsulat. Konsul membuka beberapa lemari dan mengklaim tidak ada yang terjadi.
Erdogan menceritakan bahwa dia mengatakan pada delegasi Arab Saudi yang dikirim untuk penyelidikan oleh Raja Salman tidak kompeten. Bahkan Konsul Jenderal, Mohammed Al Otaibi adalah orang yang lalai. Dia dipanggil pulang ke Riyadh dan dibebaskan dari tugasnya.
Berdasarkan hukum, pembunuhan memang terjadi di gedung konsulat Arab Saudi. Tetapi harus diingat bahwa gedung konsulat itu ada di wilayah Turki. Konvensi Wina 1981, tidak mengijinkan adanya upaya mencegah penyelidikan dengan alasan kekebalan diplomatik.
Erdogan berharap pihak-pihak terkait melihat hasil konvensi Wina. Â Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa pembunuhan Jamal Khashoggi telah direncanakan oleh Arab Saudi. Pelaksanaannya ditetapkan di gedung konsulat Arab Saudi Istanbul.
Erdogan mempertanyakan,"Mengapa tim mereka berkumpul di Istanbul? Â Siapa yang memberi instruksi bagi mereka untuk berkumpul di sini? Mengapa gedung konsulat tidak dibuka untuk penyelidikan sampai beberapa hari kemudian? Mengapa pernyataan Arab Saudi saling bertentangan?"
 Selanjutnya Erdogan bertanya tajam,"Dimana mayat orang yang diakui telah dibunuh? Kami butuh jawaban."
Presiden Turki tersebut menuntut Arab Saudi mengungkapkan identitas  'kooperator lokal' yang mengambil mayat itu.Â