Semalam kerajaan Arab Saudi mengeluarkan pernyataan resmi tentang kasus Jamal Khashoggi. Dalam pernyataan itu kerajaan mengakui bahwa memang terjadi pembunuhan di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Untuk itu, dua pejabat tinggi dipecat dari jabatannya dan 18 orang ditangkap.
Apa yang telah diumumkan, sesuai dengan skenario yang disodorkan Amerika Serikat ketika mengutus Menteri Luar Negeri, Pompeo untuk menemui Putra Mahkota Pangeran Muhammed bin Salman (atau yang sering disebut dengan initial MBS). Â Saya telah menuliskan tentang skenario ini dalam artikel sebelumnya.
Dua pejabat menjadi 'kambing hitam' untuk membersihkan nama kerajaan dari tuduhan keterlibatan.
Dua pejabat itu adalah penasihat istana, Royal Al Qahtani dan Wakil Kepala Intelejen Ahmed Al Asiri. Â Tetapi tidak jelas siapa saja 18 orang warga Saudi yang ditangkap.Â
Pernyataan itu agak ganjil. Tidak ada di dalamnya sepatah kata pun tentang 15 orang yang diutus ke Turki dengan menggunakan pesawat jet. Bahkan tidak ada keterangan mengenai salah satu dari 15 orang itu yang tewas karena 'kecelakaan' yang tidak wajar beberapa hari setelah pulang ke Arab Saudi.
Menurut pernyataan itu, Jamal Khashoggi terbunuh karena jurnalis pembangkang itu berkelahi dengan orang-orang yang baru datang ke konsulat. Tanpa ada perincian bagaimana perkelahian itu. Hanya dikatakan bahwa penyelidikan terus akan berlanjut.
Di sisi lain, Raja Salman mengutus asisten terdekatnya, Pangerang Khaled Al Faisal untuk melakukan penyelidikan ke Turki.
Ada dugaan bahwa selama ini sang Putra Mahkota tidak memberitahu ayahnya mengenai kasus Khashoggi. Raja dibutakan tentang masalah ini dengan berbagai cara.
Raja Salman tampaknya tidak mengetahui perkembangan yang terjadi di luar kerajaan. Tetapi karena semua berita di media memberitakan hal ini, maka lambat laun ia mencoba mencari tahu sendiri dengan mengutus asisten terdekatnya.
Entah apakah penyelidikan Pangeran AL Faisal akan membuahkan hasil, yang jelas Putra Mahkota tentu akan tetap bersikeras untuk mengatasi masalah ini dengan bantuan Amerika Serikat. Kemungkinan, ia berusaha membatasi gerak  asisten terdekat ayahnya tersebut, atau bernegosiasi dengannya .
Apakah upaya Putra Mahkota  tersebut akan menyelamatkan nama baik kerajaan, terutama tuduhan yang dilancarkan kepadanya? Sangat sulit. Karena bagaimana pun masyarakat internasional telah mengetahui fakta-fakta yang diungkap oleh berbagai media.