Dua hari yang lalu, pendeta Amerika Serikat Andrew Brunson telah dibebaskan dari tahanan. Pengadilan Turki memutuskan bahwa Brunson telah cukup menjalani masa hukuman.
Pembebasan ini menuai keheranan sebagian masyarakat Turki. Sebab tuduhan yang dibebankan kepada Brunson tidaklah ringan.
Andrew Brunson ditangkap dan diadili karena diduga terlibat kudeta pada tahun 2016. Ia dianggap bagian dari FETO yang menjadi dalang kudeta. 40 000 orang tewas dalam tragedi tersebut.
Memang tidak ada bukti yang kuat untuk menegaskan keterlibatan Brunson. Tetapi pengadilan menjatuhkan hukuman penjara selama tiga tahun.Â
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump meminta Erdogan untuk membebaskan Brunson beberapa bulan yang lalu. Erdogan menolaknya. Ia tidak menggubris permintaan Trump.
Namun sebagian masyarakat bertanya tanya mengapa ia telah bebas. Ada yang menduga Erdogan memiliki kesepakatan baru dengan Trump.
Sayangnya, dugaan bahwa ada pembicaraan antara kedua presiden itu disangkal keras oleh kedua pihak. Omer Celik juru bicara AK Partisipasi menegaskan bahwa tidak ada satu institusi pun yang ikut campur dalam pembebasan Brunson, termasuk kepresidenan.
Omer Celik mengakui bahwa banyak tekanan untuk membebaskan pendeta tersebut. Tetapi keputusan pengadilan tidak dipengaruhi oleh tekanan dari mana pun. Pengadilan bersifat independen.
Sementara itu, Donald Trump menyambut gembira kepulangan Andrew Brunson. Pendeta itu langsung menghadap Trump setibanya di Amerika Serikat.
Trump mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan antara Amerika Serikat dan Turki dalam hal ini. Â Tapi ia meyakinkan bahwa Amerika Serikat akan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Turki.