Kemalasan ini menjadi lahan empuk para politikus jago kandang tahu betul sangat mudah memengaruhi netizen melalui media sosial. Sehingga 'playing victim' masih tetap efektif bagi kampanye hitam mereka.
Ketiga, Â taqlid buta. Betapa orang Indonesia kalau sudah memuja seseorang akan menutup mata dan telinga terhadap kebenaran. Meski secara data dan fakta idola mereka mempunyai kesalahan dan dosa, tetapi mereka akan tetap membela mati matian.
Mereka tidak akan percaya pada data dan fakta yang disajikan, dan justru akan menuduh balik bahwa hal itu adalah fitnah. Padahal semua bisa dibuktikan secara ilmiah.
Taqlid buta ini yang sering menjadi celah bagi politikus untuk menggunakan'playing victim'. Toh, para penggemar itu pasti akan membela kebohongan mereka walaupun banyak bukti disodorkan.
Para politikus sangat senang memelihara kebodohan dalam masyarakat dan masyarakat yang bodoh, demi mencapai tujuannya.
Lalu, ada dimana posisi kita sebenarnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H