Kenaikan Dolar yang membubung tinggi tidak selamanya merugikan. Terutama untuk sektor bisnis ekspor ke luar negeri. Hal ini justru memicu industri di dalam negeri untuk lebih banyak menangguk keuntungan. Kesempatan bagi pebisnis yang jeli mengambil celah dalam perekonomian yang sulit.
Begitu pula dengan para petani bunga di Antalya, Turki. Antalya adalah provinsi yang menghasilkan bunga  dalam skala terbesar di Turki. Berhektar-hektar ladang bunga menjadi tempat para petani memperoleh penghasilan untuk memenuhi nafkah keluarga. Pertanian bunga ada yang milik pemerintah dan ada yang swasta.
Ladang bunga di Turki tidak mengenal musim, bisa berproduksi meski dalam musim salju. Karena sebagian ladang bunga ada dalam rumah kaca. Namun di musim semi dan musim panas, panen bunga menjadi berlipat. Bunga yang dihasilkan tidak hanya tulip, tetapi juga ada anyelir atau aster.
Bunga-bunga itu menjadi komoditi Antalya untuk dikirim ke luar negeri. Penduduk Antalya hidup sejahtera karena suburnya pendapatan dari bisnis bunga tersebut. Gejolak perekonomian tidak terasa bagi masyarakat di wilayah ini.
Pertanian yang besar menampung sekitar 150.000 orang, sedangkan pertanian kecil hanya memperkerjakan 5000 orang. Upah yang diterima pekerja perempuan berkisar antara 300 s/d 350 Dolar AS perbulan. Sedangkan pekerja pria menerima upah yang lebih besar antara 400 s/d 500 Dolar AS perbulan.
Pembeli bisa memesan bunga-bunga ini sejak jauh-jauh hari, lalu bunga dikirim ke negara tujuan. Sebagian pembeli lebih suka datang langsung ke pertanian. Biasanya mereka adalah reseller yang menjual kembali bunga-bunga itu ke pihak lain.
Berkat kenaikan dolar, harga bunga-bunga yang di ekspor juga mengalami kenaikan yang signifikan. Sekarang harga bunga adalah 3 Dolar per paket yang berisi 20 kuntum bunga. Tetapi nilai mata uang Lira saat ini adalah 7 Lira per 1 Dolar. Sedangkan dahulu hanya 4 Lira per 1 Dolar.
Bunga-bunga yang dihasilkan provinsi Antalya kebanyakan di ekspor ke negara-negara di Eropa Barat. Negara-negara ini memang penggemar bunga dan menggunakan bunga dalam setiap event atau perayaan. Di sisi lain mereka tidak memiliki ladang bunga sebesar di Turki. Hanya Belanda yang terkenal dengan produksi bunga tulipnya.
Arab Saudi dan negara Timur Tengah lainnya juga menjadi sasaran ekspor bunga dari Turki. Namun Eropa menjadi pasar utama karena lokasinya yang tidak jauh dari Turki. Bunga-bunga itu dikirimkan dengan dijaga kesegarannya di dalam mobil boks yang bertemperatur melalui darat  (lewat Istanbul) atau melalui laut menuju Eropa Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H