Fenomena pasar kaget selalu muncul pada setiap bulan Ramadhan. Â Ini seperti sudah menjadi tradisi atau budaya yang ada di Indonesia. Â Kalau kita memandang secara positif, Â keberadaan pasar kaget adalah unik, Â menarik dan menakjubkan.Â
Pasar kaget sebenarnya merupakan refleksi hubungan Simbiosis Mutualisma, Â hubungan yang saling menguntungkan. Â Dua kelompok masyarakat yang saling membutuhkan. Â Antara kelompok yang menjual dengan kelompok yang membeli.Â
Kelompok masyarakat yang menjadi penjual adalah orang orang yang memanfaatkan momen untuk mendapatkan rejeki. Â Ini merupakan peluang untuk mengumpulkan lebih banyak uang yang dapat digunakan di hari raya. Â Kebanyakan yang dijual adalah makanan yang dibutuhkan orang yang berpuasa.Â
Kelompok masyarakat pembeli pada umumnya adalah pekerja yang tidak memiliki waktu untuk memasak dan menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Â Bisa juga orang yang sedang malas memasak atau yang ingin mencicipi masakan orang lain.Â
Maka terbentuk lah pasar kaget yang marak digelar setelah waktu Ashar. Â Pasar kaget ini bisa berada dimana saja. Â Tempatnya tidak tetap setiap tahun, Â bisa berpindah pindah.Â
Tidak banyak syarat terjadinya pasar kaget. Â Asalkan ada sedikit tanah terbuka, Â dagangan bisa digelar. Â Toh hanya membutuhkan meja meja kecil, Â meskipun ada juga yang memakai tenda. Â Ada pula yang hanya membawa keranjang. Â
Kalau mau bebas memilih makanan, Â lebih baik datang sekitar jam empat sore. Makanan masih baru dan lengkap. Â Kalau datang jam lima, Â banyak yang sudah habis dan antrean pembeli juga panjang.Â
Banyak karyawan yang pulang kerja, Â mampir dulu ke pasar kaget untuk membeli makanan. Â Mereka sudah terlalu lelah untuk memasak. Â Membeli di pasar ini merupakan solusi bagi mereka untuk menghemat waktu dan tenaga.Â
Aneka makanan tersedia,  kita tinggal memilih sesuai dengan selera.  Tapi biasanya yang khas adalah kolak,  gorengan,  aneka bubur seperti  sumsum,  biji salak,  pacar cina dll.  Sedangkan minuman,  dipilih yang menawarkan kesegaran seperti es cendol,  es kelapa kelapa muda dan es buah.Â
Saya suka takjub sendiri melihat pasar kaget ini. Â Begitu banyak orang kreatif yang cepat tanggap terhadap kebutuhan orang lain. Â Mungkin saya bukan jenis orang seperti itu.Â
Dalam pasar kaget ini terjadi interaksi dua arah dari dua kelompok masyarakat tersebut. Â Interaksi yang berjalan damai, Â nyaris tanpa perselisihan. Â Antara yang menjual dan yang membeli sama-sama sabar menjalani prosesnya.Â