Penduduk di Douma, Goutha Timur, Suriah telah dihujani bom kimia selama beberapa hari terakhir. Korban kembali berjatuhan, termasuk wanita dan anak-anak tewas di tempat. Serangan keji ini sangat tidak berkemanusiaan. Senjata kimia memberikan efek yang lebih dahsyat daripada bom biasa dan sangat mematikan.
Tak berapa lama setelah senjata kimia memusnahkan penduduk sipil, Amerika Serikat memberikan 'reaksi keras'. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menuduh pemerintah Suriah telah dengan sengaja melancarkan serangan keji tersebut. Â Ia mengancam bahwa Assad akan segera menerima pembalasan yang setimpal.
Namun benarkah Assad yang melepaskan senjata kimia tersebut? sampai sejauh ini tidak ada konfirmasi  resmi dari pemerintah Suriah. Justru yang semakin ribut adalah Amerika Serikat sendiri. Trump telah mengirim kapal-kapal perang Amerika Serikat menuju Suriah dan perbatasan Rusia. Mengapa Amerika Serikat terburu-buru ingin menyerang Suriah?
Memang betul bahwa pemerintah Suriah menggempur Goutha Timur, tetapi bukan berarti bahwa pihak Assad yang melepaskan senjata kimia. Ada beberapa hal yang  meragukan dari tuduhan Amerika Serikat. Hal itu berdasarkan penemuan para saksi yang sedang berada di lokasi pertempuran, terutama petugas dari PBB.
Pertama, adanya hasil investigasi yang dilakukan seorang ilmuwan yang bekerja sebagai Head of the Independent UN Comission, Carla Del Ponte. Petugas PBB yang mewawancarai para korban, menemukan bahwa senjata kimia tersebut bukan berasal dari pihak Assad, melainkan dari pihak oposisi yang berperang melawan Assad.
Kedua, Amerika Serikat terburu-buru menuduh pemerintah Suriah sebagai pelaku senjata kimia sebelum ada hasil investigasi. Bagaimana mungkin memastikan hal itu begitu cepat sebelum ada bukti. Setelah pengiriman kapal-kapal perang, barulah Inggris dan Perancis menyatakan mereka memiliki bukti bahwa Rezim Assad yang melancarkan senjata kimia.
Ketiga, pola yang sama dimainkan Amerika Serikat dan sekutunya  terhadap Rusia. Mereka menjalankan sebuah sandiwara, seakan-akan pelaku kejahatan adalah pihak lain. Dan kemudian disusul dengan tindakan dramatis untuk menguatkan adegan tersebut. Tuduhan pembunuhan agen ganda di London kepada Rusia, diikuti ancaman dan penarikan duta-duta besar negara-negara Barat.
Begitu pula dengan peristiwa di Suriah, mereka yang melepaskan senjata kimia, tetapi tuduhan dijatuhkan kepada pemerintah Suriah. Toh, selama ini Assad yang diketahui  selalu menggempur wilayah Ghouta Timur. Semua orang akan melihat kepada Assad. Pembentukan opini dibantu dengan pemberitaan yang gencar dari media massa Barat, lalu disusul ancaman dari Amerika Serikat.
Kasarnya, apa yang dilakukan Amerika Serikat adalah gaya koboi yang kedaluarsa. Dalam istilah kita mungkin cocok disebut Maling teriak maling, atau dengan pepatah 'lempar batu sembunyi tangan'. Mumpung tangan Assad basah oleh darah rakyatnya, sekalian saja diceburkan untuk memperlancar tujuan Amerika Serikat di Suriah.
Rusia telah membaca rencana-rencana Amerika Serikat, karena itu Putin telah melakukan persiapan-persiapan. Rusia telah bersiaga menghadapi berbagai kemungkinan. Salah satunya adalah melindungi Assad dari serangan yang akan diberikan Amerika Serikat dan sekutunya. Sejauhmana hal itu akan terealisir, kita lihat perkembangannya segera.