Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fitnah Menlu UEA Menyulut Kemarahan Turki

21 Desember 2017   18:14 Diperbarui: 21 Desember 2017   19:55 4861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial digunakan untuk menyebarkan fitnah dan ujaran kebencian. Hal ini dilakukan oleh Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Jayed Al Nahyan terhadap Turki. Ia memutarbalikan fakta sejarah yang merusak citra salah seorang pahlawan Turki yang telah melindungi Madinah dari serangan Inggris. Fitnah melalui media sosial twitter ini menyusul serangan-serangan media massa terhadap Erdogan pasca KTT OKI.

Menlu UEA mere-tweet sebuah postingan yang memfitnah  Fakhreddin Pasha, Gubernur Ottoman yang dulu  bertugas melindungi Madinah dari pendudukan Inggris. pada periode 1916 s/d 1919.  Postingan itu menuduh bahwa Fakhreddin Pasha  melakukan kejahatan dan mencuri harta benda mereka. Tentu saja fitnah itu membuat pemerintah Turki dan rakyarnya menjadi berang. 

"Dimana nenek moyangmu saat Fakhreddin Pasha membela Madinah?" tanya Erdogan murka tanpa menyebutkan nama Menteri UEA tersebut.

Lebih lanjut Erdogan mengatakan, beberapa pemimpin Arab Saudi menutupi ketidaktahuan dan ketidakmampuan mereka melindungi kaum muslimin dengan menyebarkan hal yang tidak benar dari pahlawan Turki yang telah berkorban justru di tanah mereka sendiri. Orang-orang Arab yang berkhianat malah bekerja sama dengan tentara Inggris pada waktu itu untuk menduduki Madinah.

Menurut Erdogan, Bukan suatu kebetulan bahwa mereka berpikir menyebarkan fitnah  adalah tindakan kepahlawanan (di mata AS dan sekutunya) ketika dunia Islam di bawah serangan kekerasan. Negara zionis menggunakan media massa dan media sosial untuk memutarbalikkan fakta agar masyarakat internasional tidak lagi  simpati pada Turki.

Sejarah Turki mencatat kepahlawanan Fakhreddin Pasha yang ditugaskan melindungi Madinah dari kepungan tentara Inggris dan para pengkhianat dari Arab. Ia bertahan selama tujuh bulan tanpa persediaan logistik karena mempertahankan tempat suci, makam Rasulullah SAW. Fakhreddin Pasha tidak menyerah meski Jenderal Wingate dari Inggris telah mengirimkan surat ancaman.

Para pengkhianat dari Arab menangkap Fakhreddin Pasha dan menyerahkannya kepada Jenderal Inggris tersebut. Kemudian ia diasingkan ke Mesir sebagai tawanan perang.  Lalu setelah itu, Fakhreddin Pasha dipindahkan ke pulau Malta dan di sidang pengadilan tentara sekutu, ia dijatuhi hukuman mati. Namun ia berhasil diselamatkan oleh pasukan Utsmani ke Ankara

Fakhreddin Pasha bergabung dengan tentara Utsmani untuk perang kemerdekaan melawan sekutu yang telah menduduki Istanbul, Izmir dan sebagian wilayah lain. Ia sempat ditugaskan menajdi duta besar untuk Afghanistan hingga 12 Mei 1926. Fakhreddin Pasha meninggal dunia pada  22 November 1948 dan dimakamkan di Istanbul.

Turki, khususnya Presiden Erdogan telah menjadi sasaran serangan Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Arab Saudi dan UEA karena gencar menyuarakan perlawanan terhadap pencaplokan Israel atas Palestina. Terutama dalam masalah Yerusalem Timur yang diklaim sebagai ibukota baru Israel menggantikan Tel Aviv.

Sampai saat ini masyarakat setiap hari turun ke jalan, terus berdemontrasi untuk menentang keputusan Amerika Serikat dan Israel. Yerusalem Timur tidak boleh jatuh ke tangan mereka. Serangan-serangan yang bertubi-tubi terhadap pemerintahan Turki dari negara-negara zionis justru semakin mempersatukan rakyat Turki, Mereka tidak takut melawan hegemoni AS dan sekutunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun