Raja Salman, penguasa kerajaan Arab Saudi saat ini, telah mengisyaratkan bahwa ia akan segera melepas tahtanya. Calon pengganti adalah putra mahkota kesayangannya, Mohammed bin Salman yang baru berusia 32 tahun. Putra Mahkota ini yang mengagetkan dunia dengan melakukan serangkaian tindakan-tindakan kontroversial dan fenomenal.
Jadi, lengser keprabon nya Raja Salman adalah memberi kesempatan untuk putra mahkota menjadi penguasa secepat mungkin dengan kekuasaan tak terbatas. Sebenarnya ini sama sekali tidak berhubungan dengan kesehatan Raja Salman, tetapi lebih kepada pengamanan tahta agar para pesaing tidak lagi berkutik. Kekuasaan penuh sebagai raja, akan membuat Mohammed bin Salman tak bisa dilawan.
Memang sebagai pemuda, putra mahkota yang energik ini terbilang ambisius dengan rencana-rencana spektakulernya. Hal itu memungkinkan karena Mohammed bin Salman memiliki jaringan relasi yang sangat kuat, terutama dengan Barat. Namun sepak terjangnya menjadi sangat mencemaskan, jika mengingat bahwa nasib rakyat Arab Saudi berada di tangannya.
Berikut ini bahaya yang harus diwaspadai jika putra mahkota menjadi Raja Arab Saudi:
1. Palestina tidak akan pernah lepas dari penindasan Israel
Keintiman hubungan Pangeran Mohammed bin Salman dengan Israel terlihat pada kunjungan Putra Mahkota ke Tel. Aviv, Israel beberapa hari yang lalu. Meskipun lawatan tersebut dilakukan diam-diam, tetapi tercium oleh pers dan ada bukti-bukti yang membenarkan hal itu. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Arab Saudi nyaris tidak pernah berbuat apa-apa untuk membela Palestina dari cengkeraman Israel.Â
Arab Saudi hanya menuruti apa yang diperintahkan AS terhadap hubungannya dengan Palestina. Sekarang hubungan Arab Saudi dan Israel semakin erat, nasib Palestina semakin terancam.Â
2. Perang Yaman
Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah menyatakan bahwa dia akan meneruskan perang di Yaman. Saat ini, Arab Saudi mengklaim bahwa mereka telah menguasai lebih dari 80% wilayah Yaman. Â Arab Saudi memerangi Houthi yang semula adalah Presiden Yaman. Perang ini sangat menyengsarakan rakyat Yaman, yang telah kehilangan tempat tinggal dan kelaparan.Â
Arab Saudi seharusnya bertanggung jawab terhadap penderitaan rakyat Yaman. Jika perang diteruskan, maka akan semakin banyak penduduk yang menjadi korban. Sesungguhnya perang ini hanyalah memperebutkan jalur minyak yang melewati Yaman. Dalam hal ini, Arab Saudi mendapat dukungan dari AS dan Israel.
3. Perang Iran