Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Turki Pasar Potensial untuk Kopi Indonesia

27 September 2017   18:28 Diperbarui: 27 September 2017   18:32 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi adalah minuman kedua setelah minuman teh yang sangat digemari di Turki. Ada saat-saat yang menyenangkan ketika minum kopi, yaitu setelah makan atau ketika sedang berkumpul bersama teman-teman di teras (balkon). Sayangnya kopi asli Turki kurang enak di lidah kita. Sungguh, penggemar berat kopi yang biasa menikmati kopi asli dari seluruh Indonesia, akan merasakan kopi Turki 'tidak ada apa-apanya'.

Pilihan kopi lainnya yang ada di Turki adalah kopi instan seperti Nescafe dan kopi impor dari Afrika atau Amaerika Latin. Tapi jarang bisa didapatkan di mini market. Tidak seperti di Indonesia yang berlimpah dengan aneka macam kopi Robusta dan Arabika. Indonesia memiliki bermacam jenis kopi dari Sabang sampai Merauke.

Maka ada peluang yang sangat besar untuk memasarkan kopi Indonesia ke Turki. Hal ini telah dipelopori oleh Provinsi Aceh. Sudah beberapa tahun Aceh bekerjasama di bidang ekonomi, salah satunya adalah mengimpor kopi ke Turki. Nilai transaksi per tahun mencapai 130,5 juta Dolar AS dan diupayakan akan lebih meningkat di tahun mendatang.

Karena itulah pada Istanbul Coffee Festival yang berlangsung di Istanbul pekan lalu, Pemerintah Daerah Aceh  turut ambil bagian. ICF tersebut merupakan ajang pertemuan para pengusaha dan produsen kopi internasional. Di sana tempat berkumpulanya para produsen, mitra bisanis, pedagang/distributor dan pembeli dari berbagai negara.

Sebenarnya ajang ICF juga membuka kemungkinan untuk ekspor ke negara-negara di Eropa,  mengingat lokasi Istanbul sebagai pintu gerbang menuju Eropa. Turki juga dekat dengan Timur tengah dan Afrika. Aceh adalah salah satu penghasil kopi Arabika terbaik di Indonesia. Kopi Luwak dari Tekangon sangat terkenal dan menjadi kopi termahal di dunia.

Sangat tepat bahwa Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf terjun langsung memperkenalkan kopi Aceh di ICF. Hal ini menunjukkan keseriusam pemerintah daerah Aceh memanfaatkan ajang ICF untuk meningkatkan ekspor kopi. Artinya, akan meningkatkan pemasukan devisa bagi Aceh, dan berdampak baik bagi petani dan produsen kopi di Aceh.

Namun pada event kali ini, pemerintah daerah Aceh khusus mempopulerkan kopi Gayo yang sedang fenomenal di tanah air.  Irwandi Yusus sendiri yang melakukan presentasi di hadapan para penggiat kopi pada acara pembukaan ICF tanggal 21 September yang lalu. Kopi Gayo mendapat sambutan yang tinggi dari peminat kopi.

Pemerintah daerah Aceh tidak hanya menawarkan kopi, tetapi juga membuka peluang investasi bagi pengusaha-pengusaha Turki yang tertarik berbisnis di bidang ini. Aceh memiliki lahan yang cukup luas untuk memaksimalkan perkebunan kopi. Ini bisa memberi kesempatan pada penduduk Aceh untuk mendapatkan mata pencaharian melalui kopi.

Salah satu pengusaha Turki, Fatih Topuz dengan perusahaannya Del Piona, merupakan pemasok kopi terbesar di Turki dan Eropa. Fatih Topuz sangat tetarik dengan kopi Gayo Aceh. Kesempatan ini tak disia-siakan oleh Muhammad Amin, pengusaha kopi gayo dari kabupaten Bener Meriah. Ia berhasil mengajukan kerjasama dengan fatih Topuz. MOU kedua pengusaha itu disaksikan langsung oleh Gubernur Irwandi Yusuf.

Apa yang dilakukan pemerintah daerah Aceh patut menjadi contoh bagi pejabat pemda provinsi lainnya. Misalnya Lampung sebagai penghasil kopi Robusta terbesar di Indonesia. Begitu pula dengan daerah-daerah penghasil kopi lainnya di Indonesia, seperti Toraja, Papua, NTT, Kalimantan Barat dll.

Ekspor kopi sangat potensial untuk memberi pemasukan devisa kepada negara. Bahkan jauh lebih baik daripada mengembangkan kelapa sawit yang memberi dampak buruk bagi lingkungan. Tanaman kopi tidak merusak tanah dan lebih mudah dipelihara. Penduduk Indonesia yang sebagian besar petani, dapat meningkatkan taraf perekonomiannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun