Lawatan Presiden Jokowi ke negara adidaya Amerika Serikat, dinilai sempurna oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Menteri ini menorehkan catatan kecil selama mendampingi Presiden RI tersebut. Kunjungan kenegaraan pertama dan juga pertemuan pertama dengan Presiden AS Barack Obama diisi dengan diskusi efektif untuk meningkatkan kerjasama antar kedua negara. Tentu saja banyak yang dihasilkan dari pertemuan kedua pemimpin itu.
Sudirman Said menceritakan bahwa penyambutan Presiden Jokowi berlangsung sederhana tanpa karpet merah, karena pihak AS juga mengetahui bahwa Jokowi adalah orang yang sederhana. Tidak ada upacara atau seremonial berlebihan, yang ada adalah pembicaraan langsung tentang rencana kerjasama antar kedua negara, to the point. Terutama rencana strategis di bidang perekonomian.
Diantara kedua pemimpin telah terjadi dialog dan diskusi yang mendalam. Semua aspek dibicarakan secara hangat dan terbuka. Beberapa permasalahan yang menjadi inti pembicaraan dalam diskusi tersebut antara lain; investasi ekonomi, energi bersih, perubahan iklim, terorisme, demokrasi, hingga kesehatan rakyat. Jadi Presiden Jokowi menekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan rakyat Indoensia.
Menurut Sudirman Said, kedatangan Jokowi mendapatkan respek yang sangat besar. Hal-hal yang sensitif dan berkaitan dengan pemerintah RI sama sekali tidak disentuh. Presiden Obama mengikuti apa yang dibicarakan oleh Jokowi. Tidak ada yang menyinggung masalah PT Freeport dan kasus Bioremediasi Chevron. Dalam beberapa sesi pertemuan, masalah-masalah tersebut tidak disebut oleh kedua belah pihak.
Obama memang memiliki kedekatan pribadi dengan Indonesia. Hal ini telah diakuinya di depan umum. Kita telah mengetahui latar belakang sejarah Obama di masa lalu. Karena itu sikapnya terhadap Indonesia agak berbeda. Obama merasa lebih akrab berbicara dengan pemimpin Indonesia. Bahkan setelah selesai pembicaraan yang panjang dengan Jokowi, Obama mengantarkan Jokowi melalui koridor pribadi, bukan jalan umum yang biasa dipakai tamu negara lain.
Beberapa deal antara Indonesia dan AS :
- 14 business deal ditandatangani, termasuk 11 di bidang energi
- investasi senilai 3.5 $ USD
- 17 transaksi bisnis
- 250 lebih komunitas bisnis AS yang telah lama ada di Indonesia
- 150 pelaku bisnis hadir dalam 'bisnis summit'