Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nilai Ideologis Rupiah

1 September 2015   22:24 Diperbarui: 1 September 2015   22:24 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Rupiah (dok.pribadi)"][/caption]

Menyimak artikel dari Mas Isjet (Iskandar Zulkarnaen) tentang penukaran mata uang Dolar di sebuah money changer, saya tergelitik untuk segera menulis apa yang akhir-akhir ini bercokol di dalam kepala. Sebagaimana orang lain, saya juga mencermati penurunan nilai mata uang kita Rupiah, terhadap Dolar AS. Masalahnya, nilai Rupiah terus menerus melorot, dan tak tahu kapan bisa pulih kembali. Hal ini berarti bahwa gonjang ganjing perekonomian di Indonesia akan semakin membesar dan menimbulkan kecemasan yang berkepanjangan.

Memang benar bahwa kondisi yang kita alami tidak terlepas dari pengaruh perekonomian global. Bahkan sebenarnya kita patut bersyukur bahwa kondisi Indonesia masih lebih baik daripada negara-negara tetangga yang lain. Di negeri jiran, Malaysia, rakyat sudah turun ke jalan untuk menuntut PM Najib turun dari jabatan. Berdasarkan fakta tersebut, kita masih bisa optimis bahwa ada peluang untuk kembali mengembalikan nilai mata uang Rupiah. Peluang inilah yang harus digali oleh pakar keuangan atau pakar ekonomi Indonesia dengan sungguh-sungguh.

Satu hal yang belum disadari oleh banyak orang, bahwa kita sering mengabaikan nilai ideologis dari Rupiah. Ya, kita sering lupa bahwa sebagai mata uang sebuah negara, Rupiah memiliki nilai ideologis. Nilai ideologis ini jauh lebih tinggi dari nilai dalam nominal yang tertera pada setiap lembar Rupiah. Jadi Rupiah bukan sekedar uang kartal belaka. Rupiah menyandang unsur-unsur kemuliaan yang sebelumnya kurang dipikirkan kita sebagai warga negara dan sebagai bangsa Indonesia. Inilah yang harus kita camkan baik-baik sebelum mencari solusi dalam mengatasi super duper Dolar.

Apa saja nilai ideologis yang terkandung dalam Rupiah? Pertama, sebagai mata uang sebuah negara maka Rupiah juga merupakan lambang dari kedaulatan Indonesia.  Lemah atau perkasanya mata uang suatu negara berpengaruh pula pada kedaulatan negara.  Suatu Negara akan disegani dan dihormati jika mata uangnya sanggup bertahan terhadap goncangan dan gejolak ekonomi global. Kalau pun terjadi penurunan, tidak terjadi secara drastis, hanya sedikit saja sehingga negara tersebut tetap dalam keadaan stabil secara ekonomi dan politik. Maka, sepatutnyalah pemerintah berusaha keras untuk menstabilkan Rupiah agar tidak dipandang remeh oleh negara lain, terutama negara-negara adidaya yang memang ingin menguasai perekonomian dunia.

Kedua, nilai mata uang Rupiah juga menyangkut harga diri bangsa Indonesia. Penurunan nilai mata uang Rupiah yang terus menerus terjadi membuat mental bangsa kita anjlok, merasa putus asa menghadapi kondisi sekarang ini.  Kita menjadi merasa rendah diri, terutama jika berhadapan dengan negara-negara terkemuka. KIta merasa menjadi negara yang terbelakang dan bangsa yang primitif. Rendahnya nilai mata uang Rupiah membuat kita kehilangan kepercayaan diri, yang akhirnya akan berdampak pada melemahnya keinginan untuk berkreativitas.

Ketiga, menurunnya nilai mata uang Rupiah membuktikan ketergantungan Indonesia pada negara lain. Selama ini kita terlalu banyak mengimpor kebutuhan-kebutuhan masyarakat, baik pangan maupun sandang. Ketergantungan akan pasokan dari luar negeri ini membuat kita merasa tak berdaya, tak bisa berbuat apa-apa. Karena itulah penguatan Rupiah harus dibarengi dengan penguatan ekspor dan pengurangan impor. Stok bahan pangan merupakan hal yang mendasar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Dengan mengingat nilai ideologis Rupiah, maka menguatkan Rupiah terhadap Dolar AS menjadi suatu urgensi. Pemerintah memang telah berupaya. Salah satunya adalah dengan melepas cadangan devisa negara untuk menstabilkan Rupiah. Namun upaya pemerintah tidak akan berhasil jika tidak dibantu oleh pihak-pihak lain, terutama para pelaku ekonomi. Kita seharusnya duduk bersama dan menyatukan langkah untuk menyelamatkan Rupiah. Satu hal yang harus ditekankan, menyelamatkan Rupiah berarti juga menyelamatkan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun