Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

El Nino Mengancam Pertanian Indonesia

7 Juli 2015   10:07 Diperbarui: 7 Juli 2015   10:07 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam puncak musim panas ini kita harus mewaspadai datangnya El Nino. Kemarau panjang akan terjadi. Kita pun sudah merasakan betapa panasnya cuaca saat ini karena belum turun hujan sekitar sebulan. Pemicunya adalah pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim. Lalu disusul El Nino yang ditandai munculnya gelombang panas yang telah menelan korban di India dan Pakistan. Gelombang panas ini akan menyebabkan mundurnya musim penghujan yang biasanya jatuh pada bulan Oktober, menjadi bulan November.

Kemarau panjang dan gelombang panas sangat berpengaruh terhadap pertanian. Hal yang paling mencolok mata adalah ancaman gagal panen. Kalau ini terjadi di seluruh Indonesia, maka berdampak pula pada ketahanan pangan nasional.  Di beberapa daerah mulai mengalami kekeringan. Bahkan armada Damkar dan water canon telah dikerahkan untuk menyiram tanaman padi di wilayah persawahan Indramayu.

Kementrian Pertanian memperkirakan luas lahan yang bakal terkena El Nino sekitar 150.000 hingga 200.000 ha.  Dari luas tersebut potensi gagal panen adalan sebesar 10-20%. Memang saat ini belum terlihat penurunan produksi pertanian. BPS masih optimis bisa menghasilkan 75.55 juta ton gabah kering giling, dan 20.67 juta ton jagung pipilan kering, serta 43.870 ton kedelai. Meski begitu, kita tetap harus belajar dari pengalaman dan mengantisipasi dampak buruk El Nino. Pada tahun 1997, El Nino menyebabkan bencana kekeringan yang luas sehingga kebakaran hutan melanda pulau Sumatera dan Kalimantan.

Salah satu upaya strategis mengantisipasi El Nino adalah menjamin pasokan air yang cukup ke lahan-lahan pertanian.  Adalah hal yang mendesak untuk membangun bendungan-bendungan dan infrastruktur pertanian seperti irigasi secara menyeluruh. Selain itu adalah menyiapkan banyak pompa air. Pompa air ini akan mengangkat air tanah dan mengalirkannya untuk pertanian. Wilayah-wilayah yang paling rawan kekeringan, harus menjadi perhatian utama keberadaan pompa-pompa tersebut.

Pembangunan bendungan-bendungan baru adalah hal yang mutlak. Bendungan memiliki multi fungsi, tidak hanya untuk pengairan lahan pertanian, tetapi juga untuk pembangkit listrik, pengendalian banjir, dan kebutuhan air bersih bagi masyarakat setempat. Memang Presiden Jokowi menargetkan pembangunan 49 bendungan baru pada lima tahun masa pemerintahannya. Dan menurut rencana, 13 bendungan akan diselesaikan tahun ini.

Kita berharap, langkah-langkah tersebut segera dapat direalisasi sebelum datangnya El Nino.  Meski begitu, Menteri Pertanian telah menyiapkan varietas padi yang tahan kekeringan dan mampu bertahan tanpa air untuk jangka waktu yang cukup lama. Saat ini juga sedang dikembangkan teknologi pengolahan untuk mempercepat masa tanam. Mudah-mudahan pertanian kita masih bisa diselamatkan dari ganasnya El Nino.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun