Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tak Ada Kopi Indonesia di Turki

8 Mei 2015   22:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14310990482018289446

[caption id="attachment_416037" align="aligncenter" width="300" caption="secangkir kopi hitam yang nikmat (dokumen pribadi)"][/caption]

Saya pecinta berat kopi. Bagi saya, minuman hangat yang paling enak adalah kopi. Jadi saya akan selalu mencari kopi yang nikmat dimana pun saya berada. Kopi sudah menjadi bagian dari hidup saya. Hidup terasa tidak sempurna jika tidak bisa minum kopi. Rasanya, ada sesuatu yang hilang.

Namun tidak di semua tempat kita bisa menemukan kopi yang nikmat. Saya sudah terbiasa dengan aneka macam kopi nikmat di tanah air. Ketika berada di luar negeri, harapan saya adalah minum kopi yang memiliki cita rasa yang sama dengan di Indonesia. Tapi ternyata saya gigit jari.

Misalnya ketika saya berada di Turki. Negeri ini adalah negara kedua bagi saya setelah Indonesia. Tentu dengan beberapa  alasan yang tidak bisa saya ungkapkan. Sayangnya makanan dan minuman yang ada di sini jauh berbeda dengan di Indonesia. Begitu pula dengan kopi. Tidak ada satupun kopi yang menyamai kopi Indonesia.

Seperti biasa saya selalu ingin minum kopi setiap hari. Tidak sulit sih minum kopi di kedai-kedai kecil seperti yang ada di halaman terminal dan pelabuhan ferry. Misalnya di halaman Masjid Eminonu, ada beberapa kedai tempat  kita bisa beristirahat sambil ngobrol sambil pesan makanan dan minuman. Saya pernah memesan secangkir kopi di salah satu kedai tersebut ketika baru datang ke Istanbul.

Ketika kopi dihidangkan panas-panas, saya memandang asap yang mengepul dengan penuh semangat. Untuk menambah gairah, saya juga memesan roti bakar. Waktu itu sore menjelang maghrib, saya membayangkan kopi yang nikmat sambil memandang burung-burung merpati yang beterbangan di seputar Masjid. Namun ketika bibir mulai mereguk kopi, lidah ini langsung bereaksi. Rasanya aneh, tidak seperti kopi-kopi yang saya minum di Indonesia. Bahkan tadinya saya berpikir, bahwa minuman ini tak mungkin sejenis kopi, karena terasa sangat janggal. Namun ketika saya tanyakan ke pemilik kedai, ia menjawab memang begitulah rasa kopi di Turki.

Saya tak sanggup menghabiskan kopi itu, kuatir nantinya akan merusak selera saya terhadap kopi.  Saya sampai menyesal minum kopi, mungkin lebih baik   tadi memesan teh saja. Tapi sudah terlanjur, nasi sudah menjadi bubur. Maka setelah  menghabiskan roti bakar, saya minum air mineral. Saya memutuskan untuk mencari kopi Indonesia di mini market untuk persediaan di rumah.

Sebelum pulang ke rumah  tempat  menginap, saya menyempatkan diri mampir ke mini market. Di sini saya langsung ke rak tempat kopi-kopi kemasan  berjejer. Setiap jenis kopi saya teliti satu persatu. Eh, ternyata tak ada satu pun kopi yang berasal dari Indonesia. Malah yang banyak tersedia adalah jenis kopi Turki seperti yang saya minum tadi. Tentu saja saya tidak akan membelinya. Lalu kopi apa akan  yang saya minum? untunglah saya menemukan Nescafe di antara jejeran kopi tersebut. Setidaknya, inilah jenis kopi yang saya kenal, yang juga ada di Indonesia. Saya sudah mengenal rasanya. Tanpa ragu saya membeli dalam jumlah banyak.

Sebelum keluar, saya bertemu sepasang turis separuh baya yang tampaknya mencari sesuatu. Dasar sok ramah, maka saya menawarkan bantuan. Ternyata mereka juga mencari kopi untuk diminum di penginapan. Lalu saya tunjukkan rak mana yang ada jejeran kopi. Kedua orang itu justru minta rekomondasi jenis kopi mana yang paling enak. Mereka ingin juga mencicipi rasa kopi Turki. Namun setelah saya katakan bahwa kopi Turki tidak nikmat, mereka lalu ikut membeli Nescafe. Yah, memang Nescafe adalah kopi yang mendunia, banyak orang yang senang meminumnya.

Akhirnya di rumah saya punya stok kopi Nescafe. Tidak banyak orang Turki yang saya kenal senang minum kopi. Mereka lebih suka minum teh atau soft drink seperti coca cola dan sprite. Sedangkan saya tidak terlalu suka minuman bersoda. Kalau sedang santai di teras apartemen di Istanbul, saya membuat kopi. Ah, hidup terasa sempurna dengan secangkir kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun