Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dubes Australia Ditarik, Cuek Aja

29 April 2015   07:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34 1634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PM Abbot menarik Dubes Australia untuk Indonesia, pasca pelaksanaan eksekusi mati terpidana Bali Nine. Beberapa pengamat menilai, kita tak perlu tanggapi secara reaksional, alias cuekin aja. Sikap Australia masih terbilang wajar karena untuk menunjukkan kredibilitas pemerintah di mata masyarakatnya.

Kita tentu masih ingat bahwa Dubes Belanda telah melakukan hal yang sama beberapa bulan yang lalu. Tetapi akhirnya Dubes tersebut dikirim kembali ke Indonesia. Ini tak lebih dari gertak sambal ala negara-negara Barat yang masih menganggap bahwa Indonesia adalah negara yang lemah dan tak berwibawa. Pada saatnya nanti, mereka akan mempertimbangkan untung-ruginya memutuskan hubungan dengan Indonesia.

Dalam hal ini Australia harus mempertimbangkan:

1. Perjanjian ekonomi

Bagaimanapun, Indonesia adalah salah satu  pengimpor sapi terbesar dari Australia. Jika Australia memutuskan hubungan, maka Indonesia bisa memutuskan moratorium tentang impor sapi ini. Australia akan kehilangan perniagaan yang menguntungkan dan menghasilkan devisa yang besar.

2. Perjanjian wilayah perbatasan

Kedua negara saling menghormati batas wilayah masing-masing. Hal ini termasuk penanganan masalah imigran pelintas batas, terorisme, dan pencari suaka. Karena itu, Australia tidak bisa mengkhianati Perjanjian Lombok (Lombok Treaty) dalam pengaturan tapal batas Indonesia-Australia.

3. Hubungan Masyarakat Australia-Indonesia

Tidak seperti pemerintah Australia, sebagian besar masyarakat Australia tidak mengindahkan kasus eksekusi terpidana mati Bali Nine. Kalau ada demo menentang kebijakan Indonesia, hanya diikuti puluhan atau ratusan orang. Tidak pernah mencapai jumlah yang spektakuler. Hal ini disebabkan; pertama karena masyarakat Australia menyukai wisata Indonesia, terutama Bali. Mereka senang bolak-balik ke Bali seperti untuk menikmati suasananya. Kedua, banyak orang Australia yang telah tinggal di Indonesia dan banyak orang Indonesia yang juga menjadi penduduk Australia. Terjadi asimilasi antara dua bangsa yang menimbulkan kepahaman di antara mereka. Ketiga, banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di universitas-universitas Australia dan ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Australia.

Jadi, apa pun sikap dan tindakan Australia, kita diamkan saja. Kalau kita bereaksi, Australia yang lebay itu bisa jadi Ge-Er. Seolah-olah Australia adalah negara yang sangat penting bagi Indonesia. Kita perlu bersahabat dengan negara-negara Asean yang sepaham, tapi tidak dengan negara yang congkak. Toh, pemerintahan Australia yang dipimpin Abbot tidak akan lama lagi usianya. Cuek aja.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun