Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Kehebatan Keluarga Baswedan

4 Mei 2015   05:08 Diperbarui: 4 April 2017   16:52 2120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin ada di antara kita yang belum terlalu familiar dengan nama Baswedan sebelum mencuatnya kisruh antara KPK - POLRI yang menyeret nama Novel Baswedan. Sesungguhnya keluarga Baswedan bukan keluarga sembarangan. Hal ini bisa kita lihat dari sejarah republik ini, nama Baswedan adalah satu satu the founding fathers.  Maka, tampaknya nama  Baswedan akan selalu ada dalam perjalanan menjadi Indonesia.

1. AR Baswedan

AR Baswedan, atau lengkapnya Abdurrahman Baswedan, lahir di Jawa Timur 9 September 1908 dan meninggal di Jakarta 16 Maret 1986.  AR Baswedan adalah seorang pejuang kemerdekaan. Ia tercatat sebagai anggota BPUPKI. AR Baswedan juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada kabinet Sjahrir, anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), anggota parlemen dan Dewan Konstituante serta diplomat pertama yang mendapat pengakuan de jure dan de facto bagi eksistensi RI, yaitu Mesir.

Meski keturunan Arab, AR Baswedan sangat nasionalis. Ia menyerukan kepada semua keturunan Arab untuk ikut berjuang membela tanah air Indonesia karena di negara inilah mereka dilahirkan. AR Baswedan juga pernah menjadi jurnalis, bekerja di Soeara Oemoem milik dr Soetomo. Selain itu ia juga adalah seorang sastrawan dan banyak menciptakan sajak dan menerbitkan buku. Salah satu bukunya adalah 'Rumah Tangga Rasulullah' yang diterbitkan Bulan Bintang tahun 1940.

2. Anies Baswedan

Anies Baswedan adalah cucu dari AR Baswedan. Mantan Rektor Universitas Paramadina ini lahir di Kuningan, 7 Mei 1969. Sekarang ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam kabinet kerja Presiden Joko Widodo. Pada masa kuliah, ia pernah menjadi jurnalis di TVRI Jogjakarta. Anies aktif di HMI dan menjadi Ketua Senat tahun 1992 di UGM. Anies Baswedan adalah motor Gerakan Mengajar, yang mengajak kaum intelektual muda untuk ikut mencerdaskan bangsa melalui pendidikan kepada masyarakat di wilayah terpencil.

3. Novel Baswedan

Novel Baswedan juga cucu dari AR Baswedan dan sepupu dari Anies Baswedan. Dia memulai karir di kepolisian. Namun tidak seperti perwira polisi yang banyak mendapat penilaian 'miring' dari masyarakat, Novel adalah polisi yang berdedikasi, menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik. Ia sigap, jujur dan tegas. Kecemerlangannya menjadikan Novel terpilih sebagai penyidik KPK pada tahun 2007. Ia berhasil membongkar kasus korupsi kelas kakap, termasuk yang dilakukan oleh oknum Jenderal Polisi. karena itulah ia dianggap duri dalam daging di instutusi POLRI yang dikuasai oleh para koruptor.

Nah, jika Kabareskrim Budi Waseso menanyakan apa hebatnya Novel Baswedan, maka ia perlu belajar dari sejarah. Ibarat pepatah 'Buah tak jatuh jauh dari pohonnya'.  Novel Baswedan adalah bagian dari keluarga Baswedan, cucu dari salah satu pendiri negara ini yang selalu mengabdi tanpa pamrih.

sumber : Wikipedia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun