Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengapa Narkoba Begitu Subur di Indonesia?

5 Februari 2015   05:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:48 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh mengerikan data yang dibeberkan Presiden Jokowi pada Rakornas BNN tadi pagi. 50 orang meninggal setiap hari karena narkoba di Indonesia. Betapa banyaknya kita kehilangan generasi muda karena  narkoba. Ini bisa menyebabkan Indonesia menjadi negara yang lemah di masa depan. Narkoba telah merusak generasi muda sedemikian rupa.

Mengapa peredaran narkoba begitu subur di negara kita?

1. Gaya hidup. Menggunakan narkoba sudah menjadi tren dan gaya hidup anak-anak muda.  Seolah sudah ada pakem di kalangan kaum muda bahwa salah satu persyaratan pergaulan adalah menggunakan narkoba.  Narkoba, entah mengapa dianggap sebagai sesuatu yang keren. Jika ada pemuda yang belum pernah mencoba narkoba, dianggap sebagai orang yang ketinggalan zaman. Apalagi gaya hidup di kalangan selebriti dan pesohor Indonesia. Narkoba telah identik dengan dunia seni, seakan seorang seniman tidak bisa menjadi seniman tanpa menggunakan narkoba. Dan hal ini diikuti oleh para penggemarnya.

2. Tipisnya keimanan dalam diri anak-anak muda.  Bagaimana generasi muda bisa terkena degradasi keimanan? Ini tak lepas dari pola pendidikan keluarga yang sekarang lebih bersifat materialisme. Mereka lupa menanankan ajaran agama dalam diri anak-anak karena sibuk mengejar materi. Demikian pula pola pendidikan di sekolah yang hanya terbatas pada teori.

3. Lemahnya hukum di Indonesia. Ketegasan hukum selama ini hanya bersifat 'angget-anget tahi ayam.  Kadangkala memang aparat tampak membongkar kasus peredaran narkoba. Tetapi di sisi lain, banyak oknum yang bermain mata dengan mafia narkoba. Buktinya, beberapa napi narkoba masih bisa mengendalikan bisnis narkoba dari balik jeruji.

4. Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk yang besar, lebih dari 250 juta jiwa adalah pasar yang baik bagi para mafia narkoba. Mafia narkoba internasional membidik Indonesia sebagai target nomor satu pemasaran narkoba. Mereka masuk dari celah mana saja. Ada yang berkedok imigran gelap, ada yang menjadi ekspatriat, bahkan ada yang masuk jalur resmi, membonceng jalur diplomatik.

5. Lemahnya pengawasan terhadap warga negara asing. Di Jakarta saja kita banyak melihat orang-orang asing berkeliaran. Begitu pula dari negara yang terkenal sebagai antek mafia narkoba yaitu Nigeria. Bagi yang telah lama bergaul di Jakarta, pasti tahu bahwa kebanyakan orang-orang Nigeria bergerak di bisnis narkoba dan uang dolar palsu.

6. Tingginya tingkat kemiskinan dan penganggguran. Menjadi pengedar narkoba memang menjanjikan pemasukan uang yang besar. apalagi buat para pengangguran yang sulit mencari pekerjaan. Mengedarkan naroba adalah solusi cepat dan mudah bagi mereka.

Mudah-mudahan dengan kesadaran bahwa Indonesia telah menjadi negara yang sudah dalam taraf darurat narkoba, semua hal itu bisa segera dibenahi. Kita tidak ingin negara ini hancur karena memiliki generasi muda yang menjadi budak narkoba.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun