Beberapa negara asing menawarkan dan mengulurkan bantuan dalam melakukan evakuasi terhadap Pesawat Air Asia  QZ 8501. Tidak hanya negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Australia, tetapi juga Prancis, Rusia, AS dan Jepang. Sekilas memang tampak lumrah jika negara lain ikut membantu negara yang sedang mengalami kesulitan. Namun selalu ada alasan-alasan yang mendasari kebijakan tersebut.
Pertama, alasan kemanusiaan. Alasan ini yang paling kerap digunakan. Wajar dan mudah diterima akal sehat orang awam bahwa hidup memang harus tolong-menolong. Apalagi jika hal itu menyangkut nyawa manusia. Menolong korban kecelakaan pesawat adalah bagian dari kemanusiaan.
Kedua, alasan ilmu pengetahuan. Tidak pernah ada yang tahu pasti penyebab jatuhnya pesawat terbang kecuali jika mengalaminya. Namun kebanyakan korban pasti tewas, satu-satunya harapan hanya melalui black box yang sulit dicari. Jika diketemukan dan dianalisa, hasil penelitian bisa digunakan untuk memperbaiki kinerja pesawat dan safety penumpang. Â Selain itu keterlibatan alam dalam proses terjadinya kecelakaan menjadi pengetahuan yang sangat berarti.
Ketiga, alasan untuk menjaga kredibilitas negara. Negara-negara adidaya tentu tidak ingin dikatakan tidak peduli pada musibah yang dialami negara lain. Â Mereka harus menunjukkan kepemimpinannya kepada dunia dengan selalu terlibat dalam masalah apa pun dengan negara lain. Karena itu AS dan Rusia sejak pertama sudah menyatakan akan mengirim bantuan. Sedangkan negara-negara lain, ingin menunjukkan diri sebagai negara maju yang juga patut diperhitungkan oleh internasional.
Keempat, alasan politis. Alasan politis mencakup kesempatan untuk mengetahui 'jeroan' negara lain. Dengan memasuki suatu negara, mereka bisa melakukan 'pemetaan' terhadap negara itu, misalnya menandai wilayah mana yang strategis, kawasan mana yang lemah dan sumber-sumber daya alam yang terkandung. Mereka juga bisa melihat bagaimana Indonesia menjaga teritorinya, apakah cukup kuat atau ada titik lemahnya.
Kelima, alasan bisnis. Dalam proses gotong-royong evakuasi ini ada ajang tersembunyi untuk mempromosikan kecanggihan peralatan yang mereka miliki. Misalnya AS yang menunjukkan kapal perang yang canggih, Prancis dengan teknologinya di kedalaman laut. Begitu pula Rusia, yang memang sedang menawarkan pesawat Amfibi kepada TNI AL.
Dalam hal ini saya yakin pemerintah tidak buta terhadap itikad setiap negara yang memasuki kawasan Indonesia. Pandai-pandainya Indonesia saja dalam menyikapi setiap bantuan yang ditawarkan. tetapi fokus nomor satu adalah memang untuk menolong para korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H