Mohon tunggu...
Empu Pallawa
Empu Pallawa Mohon Tunggu... -

Budaya Nusantara adalah habitat saya. Tapi tujuan sebenarnya adalah menjadi penduduk surga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Soedirman, Panglima Besar Revolusi

25 Januari 2014   07:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13906099461485378012

[caption id="attachment_308094" align="aligncenter" width="486" caption="Jenderal Soedirman"][/caption] Diantara nama-nama pahlawan Nasional yang  kita kenal, terseliplah 2 nama yang menyandang gelar Panglima Besar Revolusi. Dua nama yang seolah berada dari kutub yang berbeda tetapi sesungguhnya memiliki satu tujuan yang sama. Perang fisik dan perang diplomasi adalah dua medan pertempuran yang menjadi area dua pemimpin besar ini. Pemimpin-pemimpin yang tidak pasti bisa lahir tiap 100 tahun sekali, karena faktanya sampai hari ini tidak ada pemimpin nasional yang memiliki kharisma sedahsyat mereka berdua. Walaupun bukan saudara sedarah, kedekatan mereka sangatlah erat, sapaan 'Dimas' (adik) adalah sapaan sayang dari Sang Proklamator. Benar, mereka berdua adalah Panglima Besar Jenderal Soedirman dan Panglima Besar Revolusi Ir. Soekarno. Perang gerilya dari satu tempat ke tempat yang lain adalah medan pertempuran sejati dari Soedirman, sedangkan perang diplomasi dari satu perundingan ke perundingan yang lain adalah medan pertempuran dari Soekarno. Bukan sekedar dari tempat kelahiran yang sama, saya mengagumi beliau sejak dari kecil. Namun kebersahajaan beliau dan semangat tempur yang tidak pernah padam dalam rangka menegakan kedaulatan NKRI melawan penjajah Belanda sekaligus kehidupan relijius yang beliau jalani dalam kehidupan sehari-hari, yang  menyebabkan hingga saat ini saya belum menemui tokoh yang sepadan dengan beliau.  Bahkan hingga anak keturunannya pun jarang (bahkan hampir tidak ada) yang mengenalnya hingga kini. Beliau tetaplah pemimpin sejati yang tidak melahirkan keturunannya untuk menjadi pemimpin dinasti. Walaupun tidak melahirkan dinasti Soedirman namanya tetaplah terpatri di bumi pertiwi ini, sebagai seorang jenderal besar yang juga santri, atau santri yang menjadi jenderal besar. Terpanjat do'a pada Allah SWT, semoga perjuangan dan keikhlasan Bapak dalam membela bumi pertiwi diterima sebagai amal kebaikan yang akan meninggikan derajat disisi-Nya. Dan memohon ampun pada Sang Kuasa, karena hari ini banyak anak negri yang masih melupakannya. Selamat ulang tahun Jenderal.... Salam Merdeka... Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Main_Page

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun