Mohon tunggu...
Mas Bejo
Mas Bejo Mohon Tunggu... -

Orang yang senang dengan perihal yang dapat menggugah jiwa | Aktif di - http://www.kulionline.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kasihku Hari Ini

27 September 2013   20:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantap, pagi tadi setelah subuh aku berusaha untuk tidak tidur lagi, seperti hari-hari biasanya, maklum tidur malam biasanya aku mulai jam 3, 4, atau setelah subuh, sehingga keadaan ini membuat waktu fajar tidak bisa aku kendalikan, keadaan ini juga sering memberiku diskon untuk lepas dari kewajiban subuh.

Kembali pada masalah aku hari ini, tidur malam aku mulai jam 4, tapi sebelumnya terlebih dahulu aku melakukan prosesi makan malam. Makan malam dengan hanya berlaukkan tepung terigu, ya maklum hari sebelumnya ayah nelpon "bapak transfer uangnya telat ya, belum ada duit cash?". Sehingga itulah yang membuat aku bisa sadari kenapa adikku gak buat sayur dan lauk untukku makan malam. Tetapi karena terasa lapar dan untuk cadangan energi esok hari, aku pun cari-cari siapa tau ada segumpal daging asin yang mungkin saja terlewatkan dan bisa aku manfaatkan, nah dari proses cari-cari itu yang aku temukan lain yaitu tepung terigu.

Ya, mungkin saja tepung ini bisa jadi lauk yang enak, pikirku. Kemudian kreatifitasku mulai bermain tepung aku tuang ke mangkuk sekira satu genggam, kemudian aku tambah air, garam, penyedap, dan irisan bawang. Selanjutnya aku aduk hingga merata, lalu aku goreng, waww adonan tepung dan bawang begitu digorneng ternyata mengeluarkan oroma sedap, wah bakal enak nih bathinku.

Setelah aku goreng kering trigunya, aku pun bersiap diri untuk memakannya. Ternya betul perasaanku tadi bahwa ini akan jadi enak. Aku pikir dan ambil sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya urusan perut itu simpel, tapi kenapa ya kata Imam Ghozali, Karl Max, dan Sigmund Freud bahwa semua konflik manusia itu di dasari oleh urusan perut dan di bawah perut. Ah tapi hari ini aku gak bahas pemikiran mereka, aku hanya ingin share kisahku hari ini siapa tau ada saran buat hidupku.

Kembali pada rencana aktivitasku, karena aku hari ini tidak dapat diskon subuh akibat dering ponsel Blue Senterku yang sangat mengusik telingaku. Tidak seperti biasa aku mudah mematikannya, karena malam itu ponsel sedang aku cas jadi berada jauh dari tempat tidurku sehingga mengharuskanku beranjak dari tempat tidur untuk mematikannya, setelah mematikan aku pun langsung menunaikan kewajiban. Di sinilah aku berencana bahwa setelah selesai menunaikan wajib subuh aku tidak akan lagi kembali tidur, karena pagi ini aku harus mengikuti pelatihan SIAK (Sistem Informasi Akademin), di tempat aku bekerja yang akan dilangsungkan selama 3 hari.

Memang kuasa Allah untuk menjatuhkan maupun menaikkanku, seberapa mantap dan besar aku berencana untuk tidak tidur kembali, namun kuasa tetap berada pada-Nya. Akhirnya aku pun kembali tertidur, setelah bangun ternyata jam telah menunjukkan pul 09:30. Wah telat dech, nah dari sinilah aku putuskan untuk izin sajalah sampai masuk jam siang nanti. Sisa waktu luang aku gunakan untuk menyelesaikan labil ekonomi yang aku alami, dan syukurlah semua beres.

Kemudian menunggu datangnya shalat jumat aku merenung tentang hidupku, kalau begini terus hidupku sepertinya akau tidak cocok jadi karyawan atau pegawai, kayaknya aku cocoknya jadi bos ya (doakan, doakan, doakan), amin. Bagaimana tidak kalau kelakuanku begitu terus bos mana yang suka sama aku, kecuali bosnya itu aku sendiri, hahaha... Ya, langkah awalku menjadi bos sudah aku tegakkan, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memulai sepenuhnya. Sabar...sabar...sabar, gumamku.

Ah ternyata jumat hari ini dapat diskon, hujan..hujan..hujan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun