Mohon tunggu...
Empi Muslion
Empi Muslion Mohon Tunggu... Administrasi - pengembara berhenti dimana tiba

Alang Babega... sahaya yang selalu belajar dan mencoba merangkai kata... bisa dihubungi : empimuslion_jb@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bernapas dalam Gempa

17 November 2019   13:35 Diperbarui: 17 November 2019   13:37 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun malam ini, rencanaku ke kecamatanku tertunda, dari dalam rumah istriku memanggil, katanya perutnya sakit tidak terkira, aku bergegas masuk kerumah, kulihat istriku sudah mulai muncul tanda mau melahirkan.

Aku ambil sepeda motor tua Sekcamku Suzuki TRS, aku bawa istriku dengan perut yang sudah pecah ketubannya, aku bergambling ria lagi, bagaimana kalau anakku lahir saat diatas motor ini ? akh sudahlah, aku buang jauh-jauh pikiran itu, aku serahkan pada yang maha kuasa, Insya Allah, Allah SWT akan menuntun dan menjaga ummat-Nya.

Alhamdulillah, kami sampai di rumah bersalin klinik Bidan Mega di Pasar Batusangkar dengan selamat, walau rok istriku penuh tercemar oleh oli motorku. Sesampai di klinik istriku diperiksa, diminta istirahat, sambil persiapan melahirkan.

Alhamdulillah malam itu, 28 Februari bertepatan dengan tahun kabisat, enam hari setelah gempa besar melanda, anak ketigaku lahir kemuka bumi dengan lancar dan selamat.

Disaat aku bersitungkin siang malam mengurus dan bertanggungjawab terhadap warga tempatku bertugas yang lagi terkena musibah gempa.

Karena itu, kusematkan nama ditubuh anakku "Devalco" yang artinya engkau lahir disaat ayahmu berjuang di medan tugasnya dalam suasana musibah gempa dilembah Gunung Merapi (volcano).

Kini, lima belas tahun sudah berlalu, jika kukenang dari semua kisah itu, hanya satu kisah yang membuatku sedih, kepada Saudara/i, teman-temanku dikantor, umumnya mereka semua lebih tua dariku, Pak Camat Elwizar Barus, Pak Novrianto CH, Pak Faisal A, Pak Agusril, Pak Syafran Tamsa, Pak Arwis Delvis, Pak Sufriyal, Pak Aldafri, Pak Nazar Ikhwan, Pak Defra Dedi, Buk Delfiana, Buk Ed, Buk Refita Dewi, Da Yas, Buk Khumar Yasin, Buk Mar, Buk Kas, Pak Rasman Pakiah Mudo, Pak Tarmizi, Mira, Edmon, Ibuk Ibuk di PMKB, Bapak Ibu di Puskesmas, Unit Pertanian/PPL, Mantri hewan, Pak KUA dan jajaran, Guru dan Kepala Sekolah, Pos, para mantan Kepala Desa dan Wali Nagari beserta perangkatnya, dan unit kerja lainnya, tak bisa kusebutkan satu persatu.

Aku minta Maaf yang setulus dan sebesarnya, aku begitu tega, aku tak membolehkan mereka membawa satu bantuanpun kerumahnya, mereka semua mentaati, walau setelah beberapa bulan ada sisa selimut yang meraka dapatkan, karena tidak tersalur dan terpakai lagi.

Saat ini, aku kadang sering tersenyum dan merawang sendiri, walau dalam keadaan sulit, sebungkus Indomie pun tak sanggup kubawa pulang ke rumah, untuk pengganjal perut anakku...

gempa-bantuan-2-jpg-5dd0e977097f360ac207e3e2.jpg
gempa-bantuan-2-jpg-5dd0e977097f360ac207e3e2.jpg
gempa-bantuan-1-jpg-5dd0e872d541df013c1d9d22.jpg
gempa-bantuan-1-jpg-5dd0e872d541df013c1d9d22.jpg
suzuki-jpg-5dd0e881d541df43eb6f8262.jpg
suzuki-jpg-5dd0e881d541df43eb6f8262.jpg
Foto : Rumah Ibadah dan rumah penduduk roboh akibat gempa, dokpri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun