Mohon tunggu...
Empi Muslion
Empi Muslion Mohon Tunggu... Administrasi - pengembara berhenti dimana tiba

Alang Babega... sahaya yang selalu belajar dan mencoba merangkai kata... bisa dihubungi : empimuslion_jb@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bernapas dalam Gempa

17 November 2019   13:35 Diperbarui: 17 November 2019   13:37 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah tidak ada warga yang terkena musibah korban jiwa di Kecamatan kami, namun rumah memang banyak yang retak dan rusak, dan beberapa warga luka-luka. Beberapa malam kami silih berganti melakukan piket jaga di posko dan kelapangan. Menerima, mencatat dan menyalurkan bantuan yang datang.

***

Syahdan, gempa belum berakhir, enam hari setelah gempa pertama, terjadi lagi gempa susulan yang lebih keras, untungnya pusat gempa bukan di Tanah Datar tetapi di selat Mentawai cukup jauh dari Tanah Datar sekitar 100 km, namun getarannya juga sangat kuat terasa, akibat gempa kedua ini banyak bangunan rumah penduduk di kecamatanku yang roboh, karena sudah banyak yang retak sebelum ini.

Siang malam kami di kecamatan, saya masuk keluar kampung untuk melihat, mencatat, membawa bantuan berupa makanan dan obat-obatan dan mendampingi tim dari propinsi dan kabupaten yang mendata rumah yang kena gempa. Hampir semua kampung yang ada disetiap desa aku kunjungi.

Ada peristiwa kekesalanku, ada beberapa orang tim propinsi yang datang untuk mendata rumah yang kena dampak gempa. Aku lihat mereka asal catat saja, masuk ke desa, setelah dapat beberapa rumah yang didata, setelah itu mereka pergi, katanya sudah cukup pak sudah dapat beberapa rumah.

Saya terdiam, saya tidak mengerti maksudnya, saya tidak mau asal asalan dan sekedar mendata, saya belum mau pergi sebelum semua terdata secara ril. Saya bersikeras bahwa masih banyak yang harus didata, masih banyak kampung yang belum ditelusuri.

Mereka mengatakan hari sudah malam pak, kami sudah capek pak, saya tarik nafas dalam-dalam. Mereka baru hari ini datang, itupun diantar dengan kendaraan roda empat. Pernahkah mereka merasakan kami yang di kecamatan sudah berhari hari bertanggang, berhari hari masuk desa menyalurkan bantuan, tidak pernah sedikitpun mengeluh apalagi mengatakan kata capek.

Ya sudah, aku juga tidak mau memaksa, kalau saudara mau menyelesaikan mendatanya silahkan pergi, biar kami yang melanjutkan, akhirnya memang kami berpisah. 

Aku melanjutkan sendiri dibantu oleh kawan kantor, kami melanjutkan mendata rumah penduduk yang terdampak gempa, dari lorong ke lorong, kampung ke kampung, menyusuri jalan setapak, sawah, lereng, lembah, bukit dan hutan.

***

Posko di Kecamatan sudah banyak berdatangan bantuan, umumnya berupa material, seperti ; selimut, pakaian, tikar, beras, mie berkardus kardus, minyak goreng, gula, kopi, semen dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun