Seperti biasa, setiap pagi saya selalu menjadikan Kompasiana sebagai menu sarapan pagi pengencer saraf-saraf otak yang membeku, akibat begadang menonton tayangan televisi, dan menyonsong rutinitas pekerjaan menjelang sore. Membaca berbagai tulisan teman-teman Blogger yang begitu beraneka warna, beraneka topik dan beraneka aliran, ada yang aliran serius sedikit beku (saya salah satunya), ada tulisan yang hangat, ceria penuh tawa jika membacanya, ada tulisan yang sangat kocak dan humoris, ada tulisan yang selalu menginspirasi dan memotivasi (seperti tulisan Om Tjipta) dan berbagai tulisan lainnya.
Pagi ini sepertinya ada yang beda saat saya membuka kompasiana.com, setelah membaca beberapa tulisan, tak sengaja saya melihat disudut kiri lapak kompasiana ada template Blog Kompetition “Andakah Pemenang Kompetisi Blog “Ruang Publik Kota Untuk Semua”?
Saya ingat beberapa waktu yang lalu saya pernah membuat tulisan tentang Ruang Publik ini, dan mencoba -coba mengikutsertakannya pada kompetisi yang kebetulan bertepatan dengan HHD yang diadakan oleh Kemenpupera. Saat itu ada dua tulisan yang saya upload dan ikutsertakan yakni, “Ruang Publik Seputaran Senayan dalam Keangkuhan Tanah Negara”, serta tulisan “Ruang Publik Dibalik Kekarnya Pagar Parlemen”.
Niat dan motivasi saya disamping ingin berpartisipasi dalam peringatan HHD 2015, yang tak kalah penting adalah keinginan untuk berbagi cerita sambil berkeluh kesah, seperti halnya setiap hari yang saya galaukan saat melihat ruang-ruang publik di Jakarta yang masih jauh dari sebuah kota nan humanis dan menjadikan warga sebagai pemiliknya.
Saya telah meyakini diri terlebih dahulu, bahwa tulisan saya hanya sebagai penggembira dan partisipan saja, saya sudah berskeptis ria terlebih dahulu, bahwa tulisan saya pasti akan dikesampingkan oleh kompasiana dan panitia (karena panitianya dari unsur pemerintah dalam hal ini Kemenpupera). Karena tulisan saya boleh dikatakan mengkritisi ruang publik yang begitu luas yang dimiliki oleh negara disekitar wilayah senayan, tapi apa boleh dikata saat ini belum dapat diakses dan dinikmati oleh seluruh warga. Apalagi dalam tulisan saya semuanya menyangkut beberapa areal tanah negara yang dihuni oleh beberapa lembaga negara dan kementerian, sebut saja komplek MPR/DPR/DPD RI, komplek Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan, komplek Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek TVRI, Gelora Bung Karno dan tanah Hotel The Sultan yang dikelola Sekretariat Negara termasuk tanah Taman Ria Senayan.
Saat membaca pengumuman Blog Kompetition, ternyata tulisan saya nangkring di nomor satu pada kelompok 7 pemenang harapan. Dari pengumuman ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada kompasiana.com dan panitia HHD 2015. Saya berterimakasih dan memberikan apresiasi bukanlah karena tulisan saya termasuk salah satu yang menjadi pemenang. Walau tanpa menafikan saya ikut senang, tetapi yang lebih saya apresiasi adalah ikut terlibatnya partisipasi warga untuk menyampaikan aspirasi dan uneg-unegnya akan penataan kota salah satunya aspek ruang publik yang telah diwadahi oleh kompasiana.com dan panitia HHD. Ternyata panitia cukup objektif. Soal pemenang hanya masalah penilaian saja, tetapi secara hakikat semua yang telah menulis tentang ruang publik di kompasiana ini adalah Pemenang, yang pasti memiliki kepedulian dan empati dengan kelestarian lingkungan dan kebahagiaan warga akan kotanya.
Saya berharap, kompasiana dan panitia HHD yang telah membuka partisipasi dan peran serta warga untuk memberikan masukan dan kritikan dalam penataan kota, tidak hanya sebatas menulis dan melombakan diruang kompasiana.com saja. Sebaiknya kompasiana dan panitia HHD melanjutkan program ini ke acara dan program lainnya, mungkin bisa diangkat kepada diskusi publik yang melibatkan para penulis ruang publik yang telah dilombakan dikompasiana ini dengan para pengambil kebijakan dan stakeholder lainnya yang berhubungan dengan beberapa tulisan blogger yang telah berpartisipasi.
Semoga juga dari ajang ini, kompasiana bisa menginisiasi lahirnya komunitas pemerhati ruang publik. Atau kompasiana juga bisa meluncurkan buku hasil kompilasi dari beberapa tulisan tentang ruang publik yang telah banyak masuk keredaksi kompasiana.
Salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H