Fenomena Putih Hitam Calon Presiden
Oleh : Empi Muslion
Hari ini Senin tanggal 19 Mei 2014, kita pantas bersyukur kehadirat Allah SWT, remang-remang calon pemimpin bangsa besar ini mulai menampakkan titik terangnya. Yakni telah dideklarasikannya Joko Widodo – Muhammad Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto – Muhammad Hatta Rajasa sebagai pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden untuk lima tahun kedepan.
Kitapun harus memberikan apresiasi kepada kedua pasang calon presiden dan wakil presiden NKRI yang sudah mendeklarasikan diri ini. Syukur sekali mereka masih mau diamanahi pekerjaan untuk mengurus negara kepulauan yang dihuni lebih dari 250 juta jiwa yang beragam watak dan coraknya ini. Coba saja kalau tidak ada yang mau jadi Presiden dan Wakil Presiden, kan barabe juga kita jadinya. Siapapun yang terpilih nantinya itulah yang terbaik bagi bangsa ini.
Menyimak pendeklarasian dua pasang calon presiden tadi, ada hal yang menarik dipandangan mata saya. Saya belum mencoba menelisik kearena yang sedikit lebih berat dan substantif, katakanlah meneropong track record dan program kedepan calon pemimpin bangsa ini. Kebetulan hari ini baru deklarasi maka saya ingin menyorot kulit-kulitnya juga dahulu, yakni dari sisi pashion dan passion kedua calon pasangan Presiden/Wakil Presiden ini saat deklarasi.
Ada fenomena menarik pada kedua pasangan calon Presiden/Wakil Presiden Indonesia ini, pertama kedua duanya memakai baju putih, Jokowi – JK memakai baju putih dengan lengan bajunya digulung sampai setengah lengan, begitupun Prabowo - Hatta Rajasa juga memakai baju putih tetapi lengannya tidak digulung namun dikancing sampai kepangkal telapak tangan terlihat agak formal. Makna baju digulung dan makna baju dikancing biarlah para ahli pashion dan passion yang menerangkannya. Yang penting calon Presiden dan Wakil Presiden kita memakai baju yang enak dipandang.
Kedua, kedua pasang calon presiden ini memiliki perbedaan dalam penutup kepalanya, Jokowi – JK membiarkan hitam kepalanya dengan rambutnya sebagai tutupnya, sedangkan Prabowo-Hatta Rajasa menutup hitam kepalanya dengan Kopiah/Peci hitam.
Foto : Deklarasi Joko Widodo - Muhammad Jusuf Kalla
Foto : Deklarasi Prabowo Subianto - Hatta Rajasa
Dari kedua fenomena atas gradiasi warna yang mencolok saat pendeklarasian ini, yakni warna putih hitam bak papan catur yang akan memainkan bidak-bidaknya di medan kompetisi sehat yang sebentar lagi akan ditabuh.
Mengenai fenomena baju putih yang dikenakan, mungkin bisa kita lihat kebelakang, baju putih ini boleh dikatakan originalitas dan yang terbiasa memakai baju putih selama ini adalah Jokowi, yang mana pasca pilgub DKI Jakarta yang heboh dengan baju tak-kotaknya, namun jokowi setelah dilantik jadi Gubernur langsung menanggalkan baju tak-kotaknya dan memilih sering memakai baju putih, yang mungkin pesan yang ingin disampaikannya bahwa beliau akan berada disemua golongan, tidak lagi terkotak-kotak pada segmentasi aliran saat pilkada, dia menjadi milik semua warga, mudah-mudahan maksudnya demikian.
Ditempat lain, pasangan Prabowo-Hatta Rajasa juga memilih memakai baju putih. Namun yang sering kita saksikan selama ini Prabowo sering memakai baju berwarna coklat muda dan Hatta Rajasa sering memakai baju yang bermotif dan berwarna apakah baju batik atau safari. Mengapa pasangan ini saat deklarasi juga memakai baju putih ? mengapa pasangan ini tidak membiarkan saja passionnya dengan apa adanya selama ini ? pertanyaan ini yang sedikit mengganjal saya saat menyaksikan dilayar kaca. Apakah kedua calon pasangan presiden ini sudah bersepakat untuk memakai baju putih, atau pasangan Prabowo – Hatta Rajasa juga terinspirasi dari pakaian yang sudah lama dikenakan Jokowi ini, atau memang kedua pasangan calon presiden ini sudah merenung jauh, bahwa putih melambangkan kesucian hati mereka untuk memimpin bangsa ini, tentu hanya pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden kita ini yang tahu.
Fenomena kedua saat deklarasi ini, adalah warna hitam dikepala mereka, yang mana Jokowi-JK membiarkan warna kepalanya dengan apa adanya warna rambutnya, mereka tidak memakai kopiah/peci hitam. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa mereka memakai kopiah/peci hitam.
Jika kita telusuri kebelakang ternyata Jokowi-JK selama ini memang jarang memakai kopiah/peci hitam dalam sehari-harinya. Namun demikian Prabowo dan Hatta Rajasa juga jarang memakai kopiah/peci hitam tersebut dalam kesehariannya, malah Hatta Rajasa lebih terkenal dengan warna rambut peraknya yang seolahmenjadi ikonnya. Mengapa Prabowo-Hatta Rajasa memakai Peci/Kopiah hitam saat deklarasinya ?
Tentu Kita tidak tahu apakah peci/kopiah ini sebuah busana budaya bangsa, yang memang saat zaman pra kemerdekaan, orde lama sampai orde baru menjadi busana kebesaran nasional bagi kaum adam Indonesia, dan sekarang ingin diangkat kembali oleh Prabowo-Hatta Rajasa dalam kehidupannya sehari-hari. Atau apakah peci/kopiah dialam reformasi saat ini tetap seperti filosofi aslinya, atau hanya menjadi simbol dari ketaqwaan seseorang, atau peci/kopih hitam ini hanya simbol seremonial. Tentu hanya sang calon presiden tersebut yang lebih tahu.
Sumber Foto :
www.antaranews.com - ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H