Selamat pagi Kompasianers,
Apa kabarnya? Semoga tetap sehat dan bahagia. Hari ini saya mengunggah konsultasi kesehatan di www.gudeg.net. Rubrik ini diasuh oleh dr. Intan Titisari, SpOG dari RSPAU Hardjo Lukito/ RS JIH dan DR. Dr. Fx. Wikan Indrarto, spesialis anak dari RS. Bethesda Yogya. Silahkan kirim pertanyaan seputar kesehatan ke info@gudeg.net.
Selamat pagi redaksi,
Perkenalkan, nama saya Atik. Usia 28 tahun. Beberapa waktu lalu saya batuk-batuk, keringat dingin, serta agak semlenget (hangat). Setelah dilakukan beberapa pemeriksaan oleh dokter, saya dinyatakan sakit TBC dan paru-paru basah.
Awalnya saya santai saja. Selama saya rajin mengikuti anjuran dokter, saya percaya bisa sembuh. Namun, akhir-akhir ini saya jadi gelisah. Ini karena saya hamil 2 bulan. Saya takut calon jabang bayi ketularan penyakit itu.
Bagaimana ya dokter? Mohon bimbingannya.
Atik, Sosrowijayan
Jawab
Ibu Atik, terima kasih untuk pertanyaanya,
Ibu hamil dengan penyakit TBC tetap harus minum obat secara teratur. Tidak boleh putus obat. Hamil dengan TBC meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat kurang. Untuk itu jika pengobatan selama 6 bulan dijalani tanpa putus obat, kemungkinan tersebut akan berkurang.
Setelah pengobatan dua minggu, pasien kecil kemungkinannya untuk menularkan ke orang lain. Jadi, jika ibu tetap minum obat kemungkinannya kecil sekali bayi yang dilahirkan akan tertular TBC. Setelah persalinan masih boleh menyusui, meskipun ibu masih mengkonsumsi obat TBC. Sebagian kecil obat TBC ada di air susu meskipun pada konsentrasi minimal, tetapi keuntungan menyusui masih lebih banyak. Jangan lupa untuk mengenakan masker saat kontak dengan bayi.