Mohon tunggu...
valentina valentina
valentina valentina Mohon Tunggu... -

seorang pelajar yang rindu untuk menginspirasi dunia..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nick Vujicic, Tanpa Tangan, Tanpa Kaki, Tanpa Keterbatasan

2 April 2010   05:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:02 2549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_108664" align="alignnone" width="242" caption="Nick Vujicic dan seorang teman kecil dari Utah"][/caption] Adakah kompasioner yang pernah mendengar tentang Nick Vujicic? Mungkin saya terlambat mengetahui berita tentang beliau, tapi ijinkan saya membagikan betapa seorang Nick sudah mnginspirasi saya di suatu pagi ketika sedang browsing di YouTube. Nick Vujicic adalah seorang pria berumur 26 tahun. Ia lahir tanpa tangan dan kaki, dan tidak ada satupun alasan secara medis yang dapat menjelaskan mengenai kondisinya. Ibunya adalah seorang suster dan sudah membantu kelahiran begitu banyak bayi. Ibunya tentu tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan secara pasti pada masa kehamilan. Nick mengalami banyak sekali tekanan di masa kecilnya dan mencoba untuk bunuh diri sebanyak 4 kali pada saat usia 8 tahun. Akan tetapi, Tuhan senantiasa memberikan kekuatan dan kemampuan baginya untuk melewati segala hal dan melakukan apapun yang dikatakan oleh orang lain tidak mungkin. Nick merupakan seorang yang sangat optimis dan penuh dengan harapan. Ia sangat ingin membagikan harapan yang sama, kepada setiap orang di seluruh dunia. Kasih yang sudah Tuhan tanamkan dalam hatinya sangat ingin ia sebar luaskan pada banyak orang. Kerinduannya ini membawa ia pergi berkeliling dunia, mencapai 19 negara di asia, afrika, australia dan amerika. Bahkan beliau pernah datang ke Jakarta, Indonesia. Ia telah memberkati lebih dari 2 milyar orang dan ia tidak berhenti di sana. Ia juga membangun banyak panti asuhan dan rumah sakit untuk menolong banyak orang. Anda dapat melihat video Nick Vujicic di sini. Video ini begitu menampar saya, betapa saya tidak bersyukur akan kehidupan saya. Dalam salah satu kunjungannya ke sebuah sekolah, ia menunjukkan kepiawaiannya dalam bermain drum elektrik. Seluruh siswa terhibur dan begitu senang, semuanya tertawa. Kemudian ia melanjutkan dengan menjatuhkan dirinya dan telungkup. Para siswa tertawa lagi. Lalu ia menunjukkan bagaimana sulitnya untuk ia bangkit. Ia yang tidak punya tangan dan kaki, akan sangat sulit baginya untuk berdiri lagi selagi dalam posisi telungkup. Ia mengatakan bahwa ada saatnya dalam hidup, kita jatuh dan kita tidak punya kekuatan untuk bangkit. Jika kita tidak pernah berdiri, akankah ada orang lain yang berdiri bagi kita? Jawabannya tentu tidak. Kita harus berdiri, dan terus berusaha. Nick jatuh, 100 kali, dan dalam kali ke 100 ia tetap berusaha bangkit, tanpa tangan dan tanpa kaki. Sulit, tapi bagaimana ia dapat melanjutkan kehidupan jika ia tidak berdiri? Satu hal yang pasti, kita akan segera menyelesaikan hidup kita, tapi, are we gonna finish it strong? akan kah kita menyelesaikannya dalam keadaan kuat? ataukah kita menyelesaikannya dalam keterpurukan hanya karena kita tidak berani bangkit? Dalam kesempatan lain juga ia membagikan mengenai perspektif. Sudut pandang. Bagaimana kita melihat hidup kita, itulah kunci yang utama. Kita harus tahu dengan pasti siapa kita dan di mana posisi kita dalam kehidupan. Bagaimana kita mengukur diri kita dan melihat kemana kehidupan kita akan pergi akan menentukan seberapa suksesnya hidup kita. Semua orang mengutuk Nick, mereka mengatakan hal-hal buruk mengenai Nick, "akan jadi apa engkau kelak? apa yang bisa dilakukan oleh seorang yang tidak punya tangan dan kaki? akankah ada orang yang mau menikahi seorang cacat? bahkan kalau kau menikah, engkau tak dapat menggandeng tangan istrimu, tak akan dapat memeluk anak-anakmu." Ya, semua orang beropini buruk dan tidak melihat sisi baik dari seorang Nick. Tapi, kepercayaannya pada janji Tuhan bahwa segala rancanganNya adalah yang terbaik, membawa dia yakin dan terus menjalani hidup. Ia mengatakan bahwa jika seseorang memberi tahumu mengenai sesuatu yang tidak kau miliki, lihatlah mengenai apa yang kau miliki. Nick tidak punya tangan dan kaki, tapi ia punya mata, punya telinga, mulut, dan satu kaki kecil seperti sayap burung (begitu Nick menyebutnya) dan dengan itu semua, cukup untuk dia dapat menginspirasi seluruh dunia. Bahkan sekarang ia mempunyai 3 orang anak, semuanya hidup layak dan ia dapat menjalankan berbagai kegiatan kemanusiaan, menjalankan bisnis dan menghasilkan uang. "Jika seluruh dunia mengatakan sesuatu yang buruk mengenai anda, anda tidak perlu percaya pada mereka. hei, itu hanyalah pendapat mereka! pendapat orang lain!" Begitulah kata Nick. Baginya apa yang ia lihat, bagaimana perspektifnya mengenai dirinya sendiri dan apa yang Tuhan katakan mengenai dirinya, itulah yang terpenting. Betapa seorang Nick mensyukuri dirinya, menikmati apa yang ia punya. Awalnya sulit, ia pun mengalami masa-masa kelam dalam hidupnya. Akan tetapi kemauanya untuk bangkit, harapannya yang sangat besar, kemampuannya untuk memaksimalkan apa yang ia punya dan kepercayaannya pada janji Tuhan telah membawanya ke suatu titik tertinggi dalam hidup seorang manusia, yaitu bagaimana seorang manusia dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia lainnya. Berhenti mengeluh. Sedikit lebih gendut tidak membuat anda orang paling kasihan. Uang tidak banyak, suara tidak merdu, wajah tidak cantik atau tampan, gigi tonggos, jidat maju kedepan, dan sejuta kekurangan lain yang dapat anda sebutkan asal anda masih hidup saat ini, tidak dapat membuktikan bahwa anda tidak berarti bagi dunia ini. Anda hanya perlu bangkit saat jatuh, tidak memperdulikan kutukan-kutukan buruk dan percaya akan Janji Tuhan, maka suatu hari nanti anda akan menemukan betapa hidup anda berarti bagi banyak orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun