Mohon tunggu...
valentina valentina
valentina valentina Mohon Tunggu... -

seorang pelajar yang rindu untuk menginspirasi dunia..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesulitan Mendownload Jurnal

20 April 2010   14:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:41 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebagai seorang peserta didik suatu perguruan tinggi negeri yang cukup terkemuka, ada beberapa hal yang saya rasa perlu untuk dibagikan. Sungguh bersukur kalau sampai hari ini saya masih bisa menjalani kuliah saya hingga mendekati semester akhir. Di penghujung kuliah, tentu menjadi sebuah kewajiban untuk saya mengerjakan penelitian dan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan.

Nah, beberapa pengalaman dalam mengerjakan skripsi memang sangat menyenangkan, seperti banyak ilmu tambahan dan kemampuan untuk menganalisa lebih dalam. Akan tetapi, yang menjadi sumber utama permasalahan adalah mencari sumber yang qualified. Kami sebagai mahasiwa diwajibkan untuk mencari sumber-sumber yang terpercaya dan jelas asal-usulnya, dan dengan demikian, tidak bisa sembarang kalimat dari internet bisa kami caplok.

Saya sendiri harus banyak membaca jurnal-jurnal penelitian ilmiah dari peneliti-peneliti sebelumnya. Permasalahan utamnya adalah, tidak mudah mendapatkan jurnal yang sesuai dan jika sudah mendapat yang pas, justru masalah berikutnya adalah saya tidak punya hak untuk mendownload jurnal tersebut.  Saya hanya bisa membaca abstraknya saja, padahal bagian terpenting dari jurnal terebut adalah bagian metode dan juga analisis serta kesimpulan.

Sebut saja jurnal dari Science Direct atau ACS yang kalau ingin mengunduh versi lengkap harus membayar atau  log in, tapi resgistrasi harus membayar sekian dolar. Jurnal tersebut dapat diunduh hanya dan hanya dengan memakai jaringan dari Perguruan Tinggi Negeri saya, tapi fasilitas yang tersedia tidak cukup memadai. Di fakultas saya saja, hanya tersedia 7-8 komputer dengan akses internet jaringan dari kampus bebas pakai selama jam kuliah tanpa ijin. Sementara komputer lainnya harus melalui serangkaian ijin pemakaian yang sangat menyulitkan. Ada juga Hotspot yang bisa diakses, tapi bagi saya, dengan laptop yang memiliki permasalahan dalam wifi, tetap saja menyulitkan. Selain itu, juga tidak semua jurnal dapat saya unduh dengan jaringan dari kampus saya. Ya, sunggu sangat terbatas.

Betapa banyak teman-teman saya, di jurusan saya, yang mengalami hal serupa. Akhirnya, skripsi kami tidak cukup berkembang dan jurnal yang kami baca adalah jurnal 6-7 tahun lalu, yang sudah sangat tua dan tidak inovatif.

Melalui tulisan ini, saya hanya berharap lebih diberi kemudahan dalam hal mengakses jurnal-jurnal ilmiah internasional. Toh juga demi perkembangan pendidikan bangsa. Kalau website-website yang tidak terhormat saja bisa free access dan free download, kenapa justru akses untuk hal-hal mendidik malah tidak diperbolehkan? Saya mengusulkan pada menteri pendidikan agar dapat melakukan  kerjasama dengan sejumlah pihak luar negeri seperti Jepang, Cina, Amerika, Korea dan lain-lain mengenai hal ini. Dengan demikian, kami tidak lagi sulit dalam mengakses jurnal-jurnal yang sangat dibutuhkan untuk mencari materi-materi yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun