Mohon tunggu...
Supriyatna
Supriyatna Mohon Tunggu... Penulis - Emosi diujung pena

Menjadi bijak bukan dengan cara mengkritik atau Menasehati Orang lain, Menjadi Bijak berani memberi Solusi bagi permasalahan Orang Lain. " Karena Nasehat bukanlah Solusi, Jadi jangan memberi Solusi dengan cara memberi Banyak Nasehat"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ghaziya

25 Februari 2020   01:01 Diperbarui: 25 Februari 2020   01:09 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ghaziya

Masih terlintas senyum itu
dikala malam mulai datang
dikala langit senantiasa membenahi bintang - bintang

Masih terlintas Jerit tangis itu
dikala pagi menyapa
dikala sang mentari bersahaja
dibalik bilik nan indah

Masih terlintas Hangat pelukan itu
dikala manja merayu sendu
dikala inginkan sesuatu
dibalik keinginan tertahan pilu

Entah kemana semua itu
Sirnah oleh Keangkuhan semata
sirnah oleh benci dan Rasa
Bersemayam dalam kesombongan semu

Kini Hanya bisa mengingat
tanpa lagi ada bayangnya
tanpa lagi ada celotehnya
hilang bersama Hati tak bertepi

Jika waktu bisa mendengar
maka Pertemukan rindu dalam pilu
Pertemukan Buah dari Pohonnya
Hentikan sejenak waktu kala itu
Jangan biarkan cepat berlalu

Emosi Diujung Pena

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun