Timnas Indonesia akan kembali berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Thailand pada esok hari 10 September 2019. Kekalahan di partai perdana melawan Malaysia harus segera dilupakan, masih ada 7 pertandingan lagi yang harus dimainkan. Thailand juga meraih hasil kurang baik di laga sebelumnya melawan Vietnam, karena hanya mampu bermain imbang 0-0 di kandang sendiri.
Menatap laga melawan Thailand McMenemy harus berani membuat perubahan. Kekurangan dan kelemanahan di partai perdana harus segera di antisipasi. Melihat lemahnya pertahanan dan lini tengah ketika melawan Malaysia, Simon harus berani melakukan perubahan formasi dan susunan pemain untuk partai melawan Thailand. Formasi 3-4-3 yang pernah dimainkan dan sukses ketika menekuk Myanmar 2-0 rasanya pantas dicoba untuk meredam permainan Thailand. Prediksi "starting line up" Timnas Indonesia dengan formasi 3-4-3 adalah sebagai berikut :
Teja Paku Alam (kiper)
Yanto Basna, Manahati Lestusen, Victor Igbonefo (Belakang)
Made Andika Wijaya, Zulfiandi, Evan Dimas, Ricky Fajrin (Tengah)
Saddil Ramdani, Beto Goncalves, Stefano Lilipaly (Depan)
Untuk posisi kiper, Teja Paku Alam perlu diberi kesempatan untuk mengganti Andritany. Di lini pertahanan, dengan pengalamannya di Liga Thailand, Victor Igbonefo dan Yanto Basno harus diberikan kepercayaan, ditunjang oleh Manahati Lestusen. Empat pemain di lini tengah, perlu dicoba Made Andika Wijaya di sisi flank kanan dan Ricky Fajrin di flank kiri, sedangkan dua gelandang tengah Evan Dimas dan Zulfiandi masih merupakan pilihan terbaik. Untuk di lini depan, melihat performa di laga melawan Malaysia Beto Goncalves, Saddil Ramdani dan Stefano Lilipaly masih layak untuk dimainkan sejak awal laga.
Dengan susunan pemain seperti tersebut, skema permainan ketika menyerang adalah dengan mengandalkan sisi flank dan umpan-umpan terobosan dari tengah dengan mengandalkan pemain-pemain Indonesia yang memiliki kecepatan di atas rata-rata. Kemudian ketika kehilangan bola dan dalam posisi diserang sisi flank harus segera turun untuk membantu pertahanan.
Hal ini sangat mungkin dimainkan mengingat Made Andika dan Ricky Fajrin memiliki kemampuan defense yang cukup baik dan fasih memainkan peran ini di klubnya masing-masing. Pada saat menyerang salah centre back berperan untuk mengawali build up dengan sedikit maju dan menjaga jarak agar tidak terlalu jauh dengan duet gelandang tengah, Evan Dimas dan Zulfiandi dan pada saat terjadi serangan dia harus menjadi orang pertama yang menjadi pelindung dan mengcover 2 centre back lainnya sambil menunggu 2 sisi flank turun ke belakang. Zulfiandi berperan menjaga kedalaman dan menjadi orang pertama yang menghalau serangan apabila terjadi fast break dari lawan.
Evan Dimas bertugas menjadi kreator serangan dan mendistribusikan bola ke sisi flank dan striker. Kelebihan dari formasi ini tim menjadi lebih kuat pada saat menyerang dan bertahan. Pada saat diserang maka akan ada 5 pemain, karena dua sisi flank turun ke belakang dan pada saat menyerang ada 7 pemain yang terlibat dalam serangan. Salah satu kunci dari sistem formasi ini adalah transisi dari bertahan ke menyerang dan sebaliknya. Melihat kelemahan di sisi stamina melawan Malaysia maka Timas Indonesia harus pandai mengatur tempo permainan, tempo permainan lambat adalah pilihan realistis untuk menghadapi Thailand. Apabila dapat menjalankan formasi ini dengan baik dan disiplin taktik seperti yang ditunjukkan ketika melawan Myanmar maka bukan mustahil Thailand bisa dikalahkan.