Oleh : eN-Te
Menghentak dan mengejutkan. Tanpa tedeng aling-aling, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar memberi pengakuan. Seusai melaporkan kasus SMS ‘gelap’ sebagai rekayasa atas pemidanaan dirinya di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Antasari langsung menggelar jumpa pers untuk menyampaikan cerita. Menurut Antasari cerita yang akan disampaikan itu merupakan cerita baru yang belum pernah dia sampaikan ke publik. Â
Selasa (14/2/17) seusai keluar dari ruang Bareskrim Polri, Antasari pun memenuhi janjinya untuk menyampaikan cerita baru itu (lihat berita). Antasari seakan ‘memproklamirkan’ bahwa sekarang adalah saat yang paling tepat untuk membuka benang kusut seputar kasus pembunuhan Dirut PT. Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasruddin Zulkarnaen.
Lawan Duel
Setelah sekian lama mendekam di penjara dan merasa telah dikriminalisasi hanya dengan sebuah bukti sumir SMS gelap, Antasari ingin menunjukkan kewajiban moral untuk mengungkap kasus pembunuhan itu secara terang benderang. Bagi Antasari, tidak perlu lagi ada dusta di antara kita.
Negara dan public Indonesia harus mendapat pencerahan, bahwa adalah hak setiap warga Negara untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran. Karena itu atas nama keadilan dan kebenaran, Antasari langsung menunjuk hidung, bahwa dalam kasus pembunuhan Dirut PT. PRB itu, dalang utama rekayasa untuk mengkriminalisi dirinya adalah mantan Presiden RI ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Maka tanpa harus memperhitungkan segala untung rugi, dan juga keselamatan jiwanya, Antasari seakan memulai perang terbuka. Tak tanggung-tanggung, calon lawan duel yang ingin diajak bertarung adalah SBY, yang juga merupakan mantan Presiden RI ke-6.
Testimoni Antasari
Antasari rupanya mempunyai alasan yang sangat kuat untuk mengajak duel SBY dalam perang terbuka itu. Karena bagi Antasari, apa yang telah dituduhkan dan didakwakan kepadanya sehingga dia harus mendekam di balik jeruji besi hampir delapan tahun merupakan sebuah pendholiman yang amat keji. Bagi Antasari, pendekatan dan arogansi kekuasaan telah menjadi alat yang sangat mematikan sebagai perangkat untuk menjebaknya dalam pusaran kasus pembunuhan Nasruddin. Di mana melalui upaya rekayasa SMS gelap, sehingga membuat Antasari harus menerima kenyataan pahit dipidana untuk sebuah tindakan yang tidak pernah dilakukannya.
Antasari merasa ada benang merah yang menghubungkan berbagai rangkaian peristiwa hingga membuatnya harus menjadi pesakitan. Mulai dari kasus yang membuat besan SBY, Aulia Pohan harus mendekam di penjara hingga rencana pengusutan teknologi informasi (TI) yang digunakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menghitung suara pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009.
Aulia Pohan merupakan ayah Annisa Pohan, istri Agus Harymurti Yudhoyono (AHY) putra tertua SBY, yang saat ini sedang memburu nasib meraih ‘tahta’ DKI 1. Seperti sudah diketahui bahwa Aulia Pohan terpaksa harus berhadapan dengan penyidik KPK waktu itu karena diduga telah menyalahgunakan dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) hingga 100 milyar rupiah.