Oleh : eN-Te
Pekan terakhir atau jornada ke-38 La Liga Spanyol 2016/2017 berakhir dinihari tadi (Senin, 22/5/2017). Keluar sebagai Campione adalah klub kebanggan ibukota Spanyol, Real Madrid.
Real Madrid menahbiskan diri sebagai Campione setelah dalam laga terakhir di kandang Malaga berhasil keluar sebagai pemenang pertandingan. Di hadapan pendukung tuan rumah di La Rosaleda Stadium, Madrid menekuk Malaga dengan skor 2-0 tanpa balas.
Satu kesempatan datang dari kaki Karim Benzema. Mendapat umpan bola dari Marcelo yang merangsek masuk dari sisi kanan gawang Malaga, bola diangkat ke arah gawang dan jatuh di kaki Benzema. Dengan sedikit berkelit dari hadangan pemain bertahan Malaga, kaki kiri Benzema menendang bola, sayang pada saat bersamaan Kameni pun keluar menutup ruang gerak Benzema sehingga bola melambung di atas gawang dengan terlebih dahulu membentur kaki Kameni.
Kesempatan berikutnya ketika CR7 mendapat bola di area garis gawang Malaga ketika terjadi kemelut, tapi hal itu pun belum berhasil mengubah papan skor. Bola hasil sepakan kaki kiri CR7 mental di kaki pemain bertahan Malaga. Gawang Kameni pun batal jebol.
Madrid menyadari bahwa keunggulan sementara itu masih sangat jauh dari aman untuk dapat mengunci gelar juara. Mengingat Barcelona sedang menguntit mereka dari belakang di klasemen sementara. Bila pasukan Zidane lengah, dan Malaga dapat memanfaatkan 45 menit di babak ke-2 untuk membalikkan keadaan maka mimpi Madrid akan buyar seketika. Dengan catatan Barcelona dapat menjungkalkan lawannya, Eibar di Camp Nou.
Meski demikian, CR7, dkk masih sedikit lega dan terhindar dari ‘tekanan mental’, karena sampai pada menit ke-70 di babak ke-2 pada laga lain, Barcelona masih tertinggal 2 gol dari tamunya, Eibar. Adalah pemain Jepang, Takashi Inui yang membuat Barca kelimpungan mengejar asa juara. Berkat 2 golnya (7’ dan 61’), Inui memberi tekanan yang luar biasa kepada pemain Barca, sementara di saat yang lain, memberi keuntungan psikologis bagi pemain Madrid.
Asa Madrid menjadi Campione semakin membubung tinggi ketika paruh waktu babak kedua memasuki menit ke-55. Adalah Benzema yang berhasil mengkonversi bola sepakan Ramos menjadi sebuah gol tambahan bagi Madrid.
Berdiri bebas di depan gawang Malaga, bola sepakan Ramos yang sempat dihadang Kameni mental ke arah Benzema. Dengan sekali sontekkan, Benzema mengirim bola lambung ke gawang Malaga, dan Kameni tidak lagi dapat menjangkaunya. Skor berubah menjadi 2-0 untuk Madrid.
Ketika Madrid sudah unggul dengan 2 gol, di tempat lain, Barca masih ngos-ngosan mengejar ketinggalan dari Eibar. Hingga pada menit ke-63, Barca sedikit diuntungkan, ketika pemain Eibar melakukan kesalahan dengan membuat gol bunuh diri. Skor pun berubah menjadi 1-2 masih untuk keunggulan Eibar.
Kemudian diikuti pada menit ke-69 wasit harus memberikan ‘hadiah’ pinalti kontroversial kepada Barca. Sayangnya, ‘hadiah’ pinalti itu tidak dapat dimanfaatkan oleh Messi untuk mengubah papan skor, hingga membuat ekspresi wajahnya seperti ini. Skor masih tetap 1-2 untuk Eibar.
Meskipun dapat membalikkan keadaan dari tertinggal menjadi 4-2, Messi, dkk tidak dapat menghentikkan Madrid mengunci gelar juara La Liga 2016/2017. Karena sampai dengan laga berakhir, Ramos, dkk dapat mempertahankan keunggulan dua gol terhadap Malaga tanpa balas.
Selepas wasit meniupkan pluit panjang pertanda laga sudah berakhir, pasukan Zidane satu persatu mulai mengganti kostum dengan kostum yang bertuliskan Campiones. Dengan kostum yang bertuliskan Campiones yang terletak di belakang, Ramos, dkk mengekspresikan kegembiaraan dengan melakukan selebrasi. Sementara di ibukota Madrid, di Stadion Santiago Bernabeu, para pendukung Madrid sudah mempersiapkan pesta juara, seakan mereka sudah memastikan bahwa Madrid akan keluar sebagai Campione.
Zidane sudah menunjukkan kaulitasnya sebagai pelatih yang mumpuni. Setidak-tidaknya ia mampu mensejajarkan diri dengan pelatih-pelatih top Madrid sebelumnya, seperti Mourinho dan Carlo Ancelotti. Lebih membanggakan lagi, karena Zidane sudah mampu mengantarkan Madrid meraih hampir semua gelar prestisius yang menjadi ukuran ‘ketokohan’ seorang entrenador. Gelar La Liga, Liga Champion, Liga Super Eropa, dan Kejuaraan Dunia antarklub.
Bravo Madrid, Hala Madrid!
Wallahu a’alam bish shawab
Makassar, 20/5/2017
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H