Kegagalan Barca tidak dapat menundukkan si Nyoya Tua di Camp Nou bisa jadi mengkonfirmasi tentang ‘tuah’ Messi yang sudah mulai berkurang. Mengingat dalam pertandingan dinihari tadi terlihat banyak peluang yang diperoleh MSN, terutama Messi tapi tak satupun dapat dikreasi menjadi gol.
Kaki kiri Messi yang merupakan kaki yang mematikan seakan kehilangan daya magis. Beberapa peluang yang coba dilesakkan dengan kaki kiri semuanya mentah. Termasuk satu kali kesempatan free-kick dari luar kotak pinalti, malah melayang jauh di atas mistar gawang Buffon.
Kegagalan Messi mengantarkan Barcelona melaju ke babak berikutnya di LC musim ini berbanding terbalik dengan apa yang diperlihatkan ‘musuh bebuyutannya’, CR7 di Real Madrid. CR7 tidak hanya berhasil mengantarkan Madrid melaju ke semifinal dan tetap memelihara asa menggengam trofi LC musim ini secara beruntun di bawah kendali Zidane, tapi juga membuat record. CR7 mencatatkan dirinya sebagai orang pertama yang membuat record mencetak 100 gol di LC mengalahkan Messi.
Mandulnya Messi mencetak gol ke gawang Juventus pada leg ke-2 perempatfinal LC musim ini juga menguatkan kembali dugaan tentang ‘pudarnya’ daya magis Messi di tim Nasional, Argentina. Sampai sejauh ini di klasemen sementara zona Conmebol prakualifikasi Piala Dunia, pasukan Tanggo, Argentina masih berada di posisi ke-5 dan belum aman untuk lolos langsung ke Rusia pada 2018.
Masa emas Messi seakan sedang menuju sandyakalaning. Messi yang dijuluku sebagai sang Messias ternyata sampai sejauh ini masih belum memberikan kontribusi besar untuk tim Tango, Argentina. Dua kali kesempatan menembus final, baik di piala dunia Brasil maupun piala Copa Amerika, dua-duanya gatot (gagal total). Malah yang lebih miris adalah ketika gagal mengeksekusi pinalti pada final Copa Amerika 2016 ke gawang Cili.
Indikasi itu memberikan konfirmasi bahwa Messi memang sedang menuju masa ‘suram’ karena telah kehilangan tuah dan daya magisnya. Hasil kaca mata ketika berjumpa Barcelona dengan Juventus dinihari tadi di leg ke-2 perempatfinal LC menjadi ‘pembenar’ atas asumsi itu. Bahwa Messi memang benar-benar sedang menuju masa sandyakalaning. Tuah Messi memang (sudah) berakhir?
Wallahu a’alam bish shawab
Makassar, 20/4/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H