Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Gerindra Mutung, RK Berpindah ke Lain Hati

24 Maret 2017   17:27 Diperbarui: 25 Maret 2017   18:00 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkaca pada kasus Ahok, Gerindra mungkin menilai RK telah melakukan ‘pengkhianatan’. RK atau Kang Emil (dan juga Ahok) bagai anak durhaka, yang tak tahu membalas budi. Ibarat kata, ‘air susu dibalas dengan air tuba’. Bah, sungguh menyakitkan.

Akibatnya kemudian sudah dapat ditebak. Laiknya apa yang sudah ‘dirasakan’ Ahok, kondisi yang sama juga bakalan akan menimpa RK. Rupanya langkah politik RK, dinilai terlalu grasa grusu, tanpa mempertimbangkan etika politik, sehingga berdampak jauh.

Gerindra sebagai salah satu partai pendukung RK sebagai walikota Bandung pun ‘mutung’ dan ‘melempar muka’. Gerindra pun menutup pintu untuk RK (baca di sini). Peluang RK mendapat dukungan dari Gerindra sudah tertutup rapat.

Boleh jadi RK sudah mempunyai feeling bahwa Gerindra tidak akan bakalan mengusung dirinya. Sebab syarat agar RK dapat diusung kembali oleh Gerindra, yakni dia harus masuk menjadi anggota dan kader partai (lihat di sini). Jika RK tetap bersikukuh menjadi ‘orang bebas’, maka kesempatan untuk mendapat usungan dan dukungan dari Gerindra tidak akan pernah terwujud.

Karena itu RK harus dengan lapang dada dan berjiwa besar menerima kenyataan akan ‘ditinggalkan’ partai pengusungnya. Dan rupanya RK sangat menyadari konsekuensi politik yang harus dia terima terkait sikap dan langkah politik ‘meninggalkan’ partai pendukungnya itu.

Wallahu a’alam bish shawab

Makassar, 23/3/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun