Gelaran Euro 2016 Perancis telah usai. Partai puncak Euro 2016 telah usai digelar dinihari tadi (Senin, 11/7/18) 02.00 WIB. Partai puncak tersebut mempertemukan tuan rumah Perancis vs Portugal. Kedua tim bertemu di partai final setelah menyingkirkan lawan-lawanya di partai semifinal.
Portugal melangkah ke final setelah menyingkirkan tim kuda hitam, Wales dengan skor 2-0. Sementara Perancis mempecundangi juara dunia 2014 Jerman juga dengan skor yang sama, 2-0.
Meski harus tertatih-tatih menapaki tournamen empat tahunan ini, Euro 2016, Portugal memastikan diri sebagai tim yang paling pantas memegang trofi juara. Sempat nyaris tersingkir di fase penyisihan grup, Portugal dengan langkah pasti melewati fase demi fase hingga menggapai asa meraih trofi juara.
Kepastian Portugal menjadi campione, setelah CR7, dkk., mempecundangi Perancis di partai final. Gol tunggal Eder di babak kedua extra time mengunci kemenangan Portugal hingga pertandingan bubar.
Portugal sempat khawatir ketika babak pertama baru berjalan sekitar 15 – 20 menit dan CR7 harus ditarik keluar lapangan. Karena cedera, CR7 dengan sangat menyesal tidak dapat melanjutkan “membantu” Portugal meraih trofi juara. CR7 tampak meringis menahan kesakitan dan sempat menangis, seperti menyesali diri tidak dapat melanjutkan pertandingan.
Rasa sakit dan tangis CR7 rupanya tidak cukup berpengaruh buruk terhadap penampilan rekan-rekannya yang lain melanjutkan pertandingan. Malah cedera CR7 sehingga membuatnya harus keluar dari lapangan melipatgandakan motivasi rekan-rekannya di bawah komando Nani untuk terus berjuang meraih impian. Impian menggengam trofi juara sebagai persembahan bagi kebesaran dan kebanggaan negeri mereka, Portugal.
CR7 harus ditarik keluar lapangan setelah mengalami cedera akibat pelanggaran pemain Perancis Dimitri Payet ketika babak pertama baru berlangsung 20 menitan. Ketika hendak meninggalkan lapangan, CR7 terlihat menangis, seakan menyesal tidak dapat mengantarkan Portugal menjadi yang terbaik di daratan Europa.
Tapi, pada akhirnya pengorbanan dan tangisan CR7 ternyata tidak sia-sia. Tangisan CR7 berbuah manis dan bahagia. Portugal keluar sebagai campione Euro 2016 setelah menyingkirkan tuan rumah, Perancis dengan gol tunggal Eder.
Meski bukan sebagai pahlawan kemenangan, harus diakui bahwa CR7 merupakan ikon buat Portugal. Kehadirannya di atas lapangan dapat memberi energi baru dan membangkitkan semangat buat rekan-rekannya. Termasuk ketika CR7 harus lebih awal meninggalkan lapangan.
CR7 sangat tahu dan paham akan “auranya” yang dapat mempengaruhi atmosfir positif bagi semangat juang timnya. Karena itu, meski ia harus dengan sangat terpaksa sambil terisak keluar lapangan, CR7 tetap memberi semangat kepada rekan-rekannya.
Karena itu, CR7 merasa tidak sungkan dan bahu-membahu membantu pelatih Portugal, Fernando Santos untuk menyemangati rekan-rekannya dari pinggir lapangan. Nani, dkk., pun seakan tidak ingin pula membiarkan CR7 bertepuk sebelah tangan. Kegigihan CR7 memberi semangat kepada Nani, dkk., dibayar lunas dengan mempersembahkan trofi juara.
Keberhasilan Portugal menjadi campione Euro 2016 mengantarkan CR7 naik satu level dan masuk dalam daftar pemain yang dapat memberikan trofi juara bagi tim nasionalnya. Impian Portugal untuk mensejajarkan diri dengan negara lainnya yang pernah menggenggam trofi juara kesampaian setelah beberapa kali kesempatan selalu gagal. Termasuk ketika harus menyerah kepada Yunani pada partai final Euro 2008 saat bertindak menjadi tuan rumah.
Maka keberhasilan meraih trofi juara Euro 2016 ini merupakan sebuah kebanggaan, tidak hanya bagi tim dan juga rakyat Portugal, tapi bagi CR7 secara personal. Itu berarti, CR7 dapat bertepuk dada dan boleh berkoar bahwa ia masih lebih baik satu level di atas Messi.
Bukan sebagai sebuah kebetulan bila gelaran Euro 2016 Franc hampir berbarengan dengan gelaran Copa America Centenario 2016 AS. Copa America 2016 melahirkan Chile sebagai campione setelah di final Alexis Sanches, dkk., mempecundangi Messi, dkk., melalui drama adu tos-tosan. Dan hal itu membuat Messi harus menanggung malu karena tidak dapat sekalipun mengantarkan tim nasionalnya, Argentina menjuarai sebuah tournamen resmi antarnegara. Saking malunya, Messi harus mendeklarasikan dirinya harus pensiun dari tim nasional Argentina seusai dipecundangi Chile di partai final Copa America Centenario 2016.
Nasib berbeda dialami CR7. Meski harus menyaksikan rekan-rekannya berjuang dari pinggiran lapangan sambil memberi spirit, CR7 membuktikan bahwa ia masih lebih baik dari Messi. Setidak-tidaknya, sekarang CR7 selangkah lebih maju dari Messi. Portugal juara, CR7 memastikan satu level di atas Messi.
Hal yang berbeda, bila Messi harus membatalkan niatnya untuk mundur dari tim nasional Argentina. Jika Presiden Argentina dapat membujuk Messi untuk membatalkan niatnya, maka kiprah Messi masih dapat kita saksikan nanti di gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia. Dan pada saat itulah, Messi harus membuktikan bahwa ia masih di atas CR7.
Semua itu terpulang kepada Messi sendiri. Apakah dengan keberhasilan CR7 menggenggam trofi juara Euro 2016 akan memicu adrenalinnya untuk membatalkan niatnya pensiun dini dari tim nasional Argentina? Kemudian bangkit dan berjuang membantu Tim Tango meraih kebanggaan dengan mempersembahkan sebuah trofi juara. Jangan biarkan CR7 menjadikan “kemenangannya” saat ini sebagai ejekan untukmu, Messi! Ayo Messi, kau pasti bisa!
Wallahu a’lam bish-shawabi
Makassar, 11 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H