Mohon tunggu...
emnis wati
emnis wati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang guru dari SDN 012 Surya Indah di Kecamatan Pangkalan kuras. Sekarang pindah ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Pengawas sekolah Dasar di Kabupaten Pelalawan. Saat ini tengah menekuni belajar menulis cerpen. Motto: Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hidup Tanpa Utang

24 Agustus 2022   11:02 Diperbarui: 24 Agustus 2022   11:04 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Hidup di zaman  perkembangan teknologi dan informasi membuat kita terlena. Penawaran fasilitas kredit atau lembaga pembiayaan yang begitu mudah prosesnya. Saratnya  cukup dengan foto copy KTP, benda yang kita inginkan akan didapatkan dengan cepat.  Hal ini membuat kita menutup mata dan kurang berfikir realistis. Akibat tidak seimbangnya  pemasukan dengan pengeluaran menimbulkan masalah berkepanjangan dalam kehidupan.

"Besar pasak dari pada tiang" peribahasa ini sangat dalam maknanya dalam kita menjalani kehidupan. Kebutuhan besar dari pada pemasukan akan menyebabkan kita terjerat utang. Segala macam cara dilakukan supaya terpenuhi kebutuhan. Kalau bisa hindari yang namanya utang. Biasanya sekali mencoba menjadi terbiasa bahkan mencandu.

Banyak kita lihat dan dengar  berita dari media soasial, tetangga atau saudara-saudara disekitar kita yang dikejar-kejar hutang. Keluarga berantakan, bahkan suami istri ada yang bercerai. Kehidupan dan mental anak jadi terganggu.  Berfikir dan berhitunglah dengan matang sebelum kita berhutang atau memanfaatkan fasilitas pembiayaan dari lembaga keuangan manapun. Bijaksana dalam mengontrol pemasukan dan pengeluaran itu yang terbaik. Hidup sederhana dalam keluarga yang bahagia.

Ternyata hidup tanpa utang itu menyenangkan karena kondisi mental kita terjaga dengan baik. Pengalamanku  kurang lebih 20 tahun  berjualan. Kebanyakan orang yang punya hutang suka marah-marah tanpa alasan. Percaya atau tidak, kondisi mental akan otomatis terganggu bila mempunyai banyak utang. Menambah beban pikiran dan membuat tidur tidak nyenyak serta  mengurangi kebahagiaan hidup.

Pelanggan setiaku dari awal buka toko sampai sekarang yaitu Bu Marsiyem (nama samaran). Beliau mempunyai anak empat belas orang. Hanya dua orang yang perempuan selebihnya lelaki. Aku sangat salut dengan gaya hidup dan cara belanjanya. Tak pernah mau berutang walau Rp1.000. Semua anak beliau sekolah dan hidup bahagia. Terlihat jelas dari raut wajahnya yang senantiasa tersenyum dan ceria.

Penasaran cara Bu Marsiyem mengatur keuangan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil wawancara dengan beliau dapat diambil kesimpulannya yakni

"Yakin dan percaya bahwa Allah Maha Kaya  dan Allah Maha Baik. Pasti akan  memberikan rezeki yang banyak untuk kita. Salat tepat waktu dan ibadah yang rajin.  Berdoa secara rutin dan berprasangka yang baik sama Allah SWT. Sabar, jika ingin membeli sesuatu harus benar-benar siap keuangannya. Kalau belum mampu  beli harus tahan dulu sampai waktu yang tepat. Beli sesuai kemampuan, jangan membeli sesuai kemauan.Jangan banyak gaya, yang penting hidup kita bisa bahagia. Ikhtiar yang benar dan Tawakal  kepada Allah SWT."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun