Bagaimana menurutmu resolusi saya ini? Terlalu kecilkah target yang ingin saya capai di tahun depan? Atau ... kamu berpikir saya orang yang matre banget? Haha .... tebakan terakhir itu bisa jadi benar. Sebenarnya, awalnya saya berpikir sederhana loh. Sangat! Bahkan, ketika itu bisa dibilang saya belum mudeng kalau yang saya lakukan adalah membuat sebuah resolusi dan mewujudkannya. Semua ini bermula ketika saya menyukai dunia menulis. Utamanya menulis cerita anak. Hal sederhana yang memotivasi dan selalu memberi nyawa pada tulisan-tulisan saya adalah hanya tentang berbagi senyum kepada anak-anak pembaca cerita saya. Yah, hanya itu saja. Namun, siapa sangka? Keinginan Berbagi Senyum tersebut berkembang di setiap tahunnya. Hingga di akhir tahun 2009 lalu, saya pun menargetkan bisa memiliki sebuah motor sendiri di tahun 2010. Motor yang dibeli dari honor menulis di media. Motor yang nantinya bisa menjadi penyemangat diri agar saya lebih produktif lagi menulis setiap bulannya, karena tuntutan membayar kreditan. Mungkinkah? Yah, seingat saya, saya melakukannya. Menuliskan keinginan tersebut pada lembar agenda. Lalu meminta restu Ibu dan Ayah. Menceritakan pada saudara-saudara dengan menggebu-gebu. Dan ... Alhamdulillah! Menjadi nyata di awal tahun 2010. Saya pun bisa dengan bangga menunggangi sebuah Beat putih (agak meleset dari harapan, sih. Karena sejak awal pengennya motor berwarna merah. Tapi, apa daya ... stok yang tersedia ketika itu tersisa putih dan pink. Ditambah si mbak sales pinter lagi membujuk saya supaya menjadi orang tak sabaran, dan memutuskan membawa pulang salah satu motor tersebut hari itu juga.) Motor itu menjadi teman yang setia mengantarkan saya berkeliling untuk mewujudkan target lainnya yang pernah saya tulis dalam agenda, yaitu Berbagi Senyum kepada orang-orang yang ingin tulisannya bisa segera dimuat di meda. Saya pun mulai membuat komunitas kecil-kecilan, membagi ilmu menulis yang saya dapatkan secara otodidak. Berawal dengan door to door, hingga terbentuk kelas kecil yang secara rutin berkumpul setiap minggunya. Hingga beberapa kali keluar masuk sekolah dan kampus menjadi pemateri workshop penulisan. Kini, sudah beberapa tahun berlalu. Kreditan Beat putih itu pun sudah lunas awal tahun 2013 ini. Sejak itu, saya merasa butuh banget penyemangat baru. Dorongan yang memaksa saya menulis dan berbagi senyum lebih banyak lagi. Maka di akhir tahun ini, saya putuskan kembali menuliskan keinginan untuk mempunyai tunggangan baru di tahun 2014. Saya masih kepengen sebuah motor berwarna merah. Sebuah motor yang lebih tangguh untuk diajak bertualang keliling Indonesia. Pilihan pun jatuh pada Ninja. Bisa dibilang memiliki Ninja merah adalah impian di masa kecil. Namun sekarang, saya yakin bisa mewujudkannya. Walau pun, ketika pertama kali saya sampaikan niatan ini kepada orangtua, Ibu saya paling keras menentang. "Boleh beli motor baru, tapi jangan Ninja!" begitu ucap Ibu tegas. Usut punya usut, Ibu trauma bin takut bin khawatir. Karena MOGE (motor gede) lebih banyak memakan korban penunggangnya dalam bermacam kecelakaan. Wah, kalau tanpa restu Ibu ... saya yakin bakal susah terwujud target menunggangi Ninja merah ini. Namun, keinginan ini sudah terlanjur saya tuliskan. Saya pun sudah merancang cara untuk merealisasikannya. Mengingat harga sebuah Ninja bukan main-main untuk ukuran penulis pemula seperti saya ini. Apalagi saya maunya membeli secara cash! Yah, saya akan mengumpulkan uang seharga Ninja selama setahun nanti. Dengan menulis lebih banyak lagi. Tapi akan jadi agak susah bila saya hanya menulis cerpen-cerpen untuk media. Honornya kurang gede. Dan waktu saya tak banyak. Jadi, saya harus mengubah strategi. Saya akan menulis buku. Setahu saya, naskah buku anak bisa dihargai 2 - 3 juta secara flat/beli putus. Atau dengan sistem pembayaran royalti, beberapa penerbit bisa memberikan DP sebesar 1 juta rupiah. Nah, itulah yang saya butuhkan! Akhirnya, saya putuskan untuk mengejar DP 1 juta tersebut. Bila nanti terjadi kesepakatan pembayaran flat 2-3 juta itu akan menjadi keberuntungan. Maka, saya pun menyusun daftar judul dan konsep buku sepanjang 50 file. Dan ... done! Dengan mengkomsumsi Kratingdaeng, saya siap kerja keras untuk menulis 50 judul buku anak! Itu artinya, saya akan berbagi senyum dalam 50 cerita. Membayangkan bisa seproduktif itu dan menulis secara rutin tiap bulannya untuk sebuah goal yang nyata. Caranya dengan menyicil menulis minimal 2 judul buku setiap bulannya. Agar di pertengah tahun saya sudah bisa mengisi rekening yang saya buka khusus untuk mengumpulkan 50 juta ini. Harapan di tahun 2014 bisa menunggangi Ninja merah bukan tanpa rintangan, terlebih Ibu belum ngasih lampu hijaunya sampai sekarang. Hingga harapan mendapat restu Ibu pun perlu dituliskan dalam agenda agar terwujud di tahun depan. Karena tanpa restu itu, entah mengapa ... mood menulis saya jadi buruk sekali! (padahal semua ini kan sebenarnya tentang motivasi menulis cerita anak!) Bisa dibayangkan betapa ngilernya saya sekarang di jalanan berseliweran di depan mata Ninja merah yang keren abis itu! Semoga dengan menuliskan resolusi ini, dan mempostingnya, lalu dibaca oleh banyak orang dan diaminkan, restu Ibu dan 50 juta tersebut bisa makeitREAL. Amin. *** Untuk teman-teman pembaca, mohon bantu doanya dan tinggalkan jejak 'amin' di komentar. Terima kasih ^^.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H