Mohon tunggu...
Emmii BJ
Emmii BJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan

Pemerhati Sosial dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemacetan Jalan Darat, Haruskah Terus Terjadi?

6 Januari 2016   06:25 Diperbarui: 6 Januari 2016   07:51 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hiruk pikuk Arus Mudik dan Arus Balik Liburan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 sudah selesai.

Banyak yang bisa menikmati liburan dengan Suka Cita, ada juga yang sempat tersiksa karena terjebak kemacetan yang luar biasa. Pejabat Departemen Perhubungan juga "mengorbankan diri" karena merasa bertanggung jawab atas kemacetan luar biasa yang terjadi.

Haruskah segala kemacetan jalan itu terjadi?

Penulis bukan pengamat atau ahli jalan raya, tapi penulis adalah penikmat jalan raya. Saat arus mudik mengalir dari Barat ke Timur, penulis menikmati arus lengang dari Timur ke Barat.

Walaupun secara teori arus ke Barat seharusnya lancar, kadang kadang terjadi juga kemacetan yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Menurut pengalaman penulis dijalan, kemacetan terjadi karena "Kesalahan sederhana pembuat kebijakan".

  1. Pembukaan lajur kontra flow tanpa memperhitungkan ujungnya, sehingga yang terjadi lajur kontra flow lebih macet daripada lajur normal. hal ini terjadi karena saat harus kembali ke lajurnya sendiri, timbul kemacetan akibat Bottle neck yang ditimbulkan oleh lajur kontra flow ini sedangkan arus didepan masih padat.  Pengurangan jalur kearah barat juga bisa menyebabkan kemacetan jika petugas tidak tegas dalam mengatur Angkot yang masih seenaknya berhenti dan tidak mau menepi.
  2. Pengaturan penyeberang jalan di pasar pasar tradisional. untuk mengurangi kemacetan semestinya penyetopan arus kendaraan untuk penyeberangan orang tidak boleh lebih dari 1 menit, dan periodenya paling cepat 10 menit sekali. Untuk mengurangi waktu penyeberangan, di dua sisi jalan depan pasar masing masing dipasang 2 tiang yang posisinya tidak saling berhadapan. Dibelakang garis antara dua tiang inilah para Calon Penyeberang jalan dibariskan melebar, mungkin bisa 2-3 baris ke belakang. Saat waktu menyeberang tiba, peluit dibunyikan dan secara bersamaan dari dua sisi jalan rombongan peyeberang jalan bisa menyeberang dengan cepat. Dengan cara ini tidak sampai 1 menit puluhan orang bisa meyeberang dan mobil tidak perlu terhenti terlalu lama. 
  3. Operator Jalan Tol harus bisa bekerja sama dengan cara.
    1. Pintu masuk tol hanya untuk mengambil tiket/kartu yang ada identitas masing masing pintu tol, petugas untuk tiap pintu tol bisa beberapa orang sehingga tidak menimbulkan penumpukan dipintu masuk tol.
    2. Pada tiket/kartu ditempelkan tarip untuk masing masing pintu keluar tol. 
    3. Tarip tol yang harus dibayarkan untuk masing masing jarak dibuat bulat (puluhan atau lima ribuan) sehingga memudahkan transaksi pembayaran
    4. Dibeberapa titik sepanjang jalan tol dipasang Baliho besar, berapa yang harus dibayar untuk masing-2 pintu keluar tol terdekat, sehingga pengemudi bisa menyiapkan uang pas.
    5. Dengan pembayaran yang lancar dengan uang pas, setiap mobil cukup berhenti kurang dari 5 detik dipintu keluar tol.
    6. Kurangi Crossing jalan keluar dari tol dengan jalan biasa, sehingga tidak menyebabkan kemacetan di pintu keluar tol.
  4. Khusus untuk kasus pembukaan jalan tol sementara dari Pejagan ke Brebes saat Libur Lebaran yang lalu, semestinya jalan darurat tersebut diperuntukkan buat kendaraan dari arah Timur ke Barat, sehingga tidak menyebabkan kemacetan akibat Crossing kendaraan yang akan ke Barat dengan kendaraan dari Barat yang keluar tol di brebes barat. sedangkan kendaraan dari Barat dari pintu tol Pejagan seharusnya dilewatkan Pantura.

Semestinya kemacetan di jalan raya maupun Jalan Tol bisa dikurangi dengan :

  • Mengurangi waktu berhenti kendaraan di Pintu pintu Tol
  • Mengurangi waktu berhenti kendaraan saat ada penyeberang jalan
  • Mengurangi Crossing jalan.
  • Mengurangi hambatan jalan dengan pengaturan yang tegas kendaraan umum yang menaik turunkan penumpang.

Semoga pengalaman kemacetan tahun ini bisa menjadi pelajaran buat pengelola lalu lintas jalan dan sumbang saran pemakai jalan ini bisa memberi masukan demi kelancaran arus mudik dan balik jika terjadi liburan kedepan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun