Persoalan kelistrikan sejatinya bukan milik PLN sendiri. Ketika PLN memang dipercaya oleh negara untuk mengambil peranan paling besar, tetap ada yang tertinggal bagi seluruh lapisan masyarakat untuk turut ambil bagian di dalamnya. Sehingga sekeras apapun PLN bekerja, bila masyarakat tidak mendukung maka kawasan listrik terang benderang tidak akan terwujud.
Apalah artinya PLN melakukan kegiatan Penertiban Listrik bila masyarakat masih terus menggunakan listrik illegal. Apalah artinya PLN terus melakukan kegiatan penagihan rekening bahkan melakukan pemutusan listrik sementara sebagai sanksi bagi pelanggan yang menunggak, bila pelanggan masih terus mengulang-ulang kebiasaan menunggak. Apalah artinya tanda “bahaya” yang melekat pada asset PLN yang terdapat di sekitar masyarakat, bila masyarakat masih menganggap sepele lalu beraktivitas di sekitar asset tersebut seperti memabakar sampah dan bermain layang-layang di sekitar jaringan PLN.
Betapa akan sangat memberi arti bagi PLN ketika masyarakat berkenan memangkas pohonnya yang terdapat di sekitar jaringan. Betapa akan memudahkan PLN bila masyarakat melapor ke PLN saat melihat kabel putus pada tiang listrik yang berpotensi membahayakan. Bila dalam hati masih bertanya-tanya mengapa harusturut serta menciptakan kerja sama baik dengan PLN, jawabannya adalah karena ketika kondisi kelistrikan baik yang nyaman adalah kita semua.
Melihat pentingnya dukungan dari masyarakat tersebut, PLN Sumbar menjalin kerja sama dengan pemda yang tersebar di Sumatera Barat untuk mengajak warga di wilayah kerjanya agar meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan kelistrikan. Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, dan Walikota Payakumbuh, Riza Falepi, adalah dua pemimpin yang tidak setengah-setengah terhadap permasalahan kelistrikan. Sutan Riska dan Riza Falepi mengedarkan himbauan agar masyarakat mendukung kinerja PLN. PLN Sumbar berharap aura baik ini menular ke seluruh lapisan masyarakat.
Lalu bila sudah demikian, apakah PLN Sumbar lantas menyelonjorkan kaki dan berleha-leha? Tentu saja tidak, effort yang seharusnya dikeluarkan untuk mengerjakan hal-hal yang sudah dibantu masyarakat akan dialihkan untuk pekerjaan lain yang lebih besar. Sebab tugas belum selesai, masih sekitar 17% masyarakat di Sumbar menunggu untuk menikmati listrik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H