Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

[Potret] Sudut Lain Kota Berlin

2 Februari 2016   23:23 Diperbarui: 2 Februari 2016   23:32 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(salah satu sudut kota Berlin)

Pernah posting foto ini di page, dan kemarin saat jalan-jalan ke salah satu taman terdekat, lewat area ini lagi, jadi teringat tentang tempat ini. Tidak jauh dari pusat kota, tepatnya bangunan ini berada di sekitar Ostbahnhof Berlin. Kemarin matahari kembali bersinar walau suhu masih dibawah belasan derajat, yang bertahan beberapa hari terakhir.

Kembali ke cerita sepedaan karena sinar matahari kemarin. Ya, maksudnya, karena matahari bersinar dengan cerah nya, langit biru membentang dengan mewahnya di atas sana, saya pengen sepedaan menelusuri tembok Berlin. Karena kebetulan tinggalnya tidak jauh dari sisa tembok Berlin yang masih berdiri tegak tersebut.

Sebelum perempatan Ostbahnhof (dekat tembok Berlin), saya lihat bangunan tua yang aneh ini. Di pintu gerbangnya ditulis macam-macam, berantakan sekali. Diantara tulisan tersebut termasuk ada larangan tidak boleh difoto, Saya nyeberang biar tidak terlalu norak mengeluarkan kamera dan ini lah hasilnya, saya nekat foto juga. Penasaran.

"Kenapa bangunan ini dan keanehan apa yang ada di dalamnya sehingga seolah menutup diri dengan dunia luar? Seperti terisolasi?" Akhirnya saya tanya sama si abang. Berharap dia bisa mengurai keganjilan dalam pikiran saya, setidaknya, sebagai penghuni Berlin sejak lahir saya mengalamatkan pertanyaan pada orang yang tepat, itu pikiran saya. Dan menurut penjelasan yang saya dapat, gedung ini memang terisolasi dari yang lain karena mereka yang tinggal di sana adalah orang-orang penentang negara demokrasi Jerman. Mereka tidak menerima keberadaan negara ini.

"Koq bisa?"

"Iya. Ini bukan perihal bisa atau tidak. Kamu melihat mereka ada di dalam gedung itu; mereka orang-orang yang tidak setuju dengan sistim yang ada di negara ini namun tetap berhak tinggal di tanah Jerman." jawab si abang.

"Makin aneh."

Nggak tau apa pendapat teman mengetahui potret orang yang, kalau dibilang, semacam memisahkan diri dari negara ini, tapi, tinggal di dalamnya. "Benar-benar aneh!" itu yang saya bisa katakan. Tapi saya mencoba pelajari apa yang dikatakan "menyikapi perbedaan pendapat" sekaligus "pentingnya kesatuan hati." Betapa mereka terlihat pincang ditengah negara yang maju ini karena nggak bisa mengambil posisi garis tengah dari perbedaan, bukan? Yang pasti, satu gedung disebelah gedung ini seperti nya jadi dikosongkan karena pemilik mungkin menghindari kontak juga dengan mereka yang ada di sini. Tapi entahlah, itu cuma kata si abang ketika saya tanya apakah gedung sebelahnya juga dalam grup yang sama.

.

Catatan ringan saat sepedaan

Berlin, 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun