Manfaat menganalisis profitabilitas suatu perusahaan antara lain mengetahui besarnya  laba yang dicapai dalam jangka waktu tertentu, membandingkan keadaan laba tahun sebelumnya dengan tahun berjalan, dan melihat bagaimana laba berkembang secara bertahap. Informasi ini sangat penting bagi manajemen untuk mengambil keputusan strategis dan operasional yang tepat guna meningkatkan kinerja perusahaan.
- Likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan suatu organisasi untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang harus dibayar segera setelah tagihan diterbitkan. Beberapa Rasio likuiditas yang digunakan oleh Perusahaan sebagai berikut:
- Current Ratio (CR): Membandingkan antara aset lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek.
- Quick Ratio atau Acid Test Ratio (ATR): Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aset lancar yang lebih likuid, seperti kas, piutang usaha, dan persediaan. Rasio ini memberikan gambaran tentang likuiditas perusahaan yang lebih konservatif.
- Cash Ratio atau Cash Position Ratio (CPR): Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek yang dapat segera diuangkan. Rasio ini menunjukkan likuiditas perusahaan dalam kondisi terburuk.
- Net Working Capital to Total Asset Ratio: Mengukur likuiditas dari total aset dan posisi modal kerja. Rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam membiayai operasional dengan aset lancarnya.
Dengan menganalisis rasio-rasio likuiditas, perusahaan dapat menilai kemampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan mengelola arus kas dengan baik. Hal ini penting untuk memastikan kelangsungan operasional perusahaan dan menjaga kepercayaan kreditur serta pemasok.
Kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam situasi likuidasi disebut solvabilitas. Beberapa rasio solvabilitas yang umum digunakan termasuk:
- Total Debt to Equity Ratio: Digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini menunjukkan seberapa besar bagian dari modal perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin rendah rasio ini, semakin baik bagi perusahaan karena menunjukkan tingkat use yang lebih rendah.
- Debt Ratio: Mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Rasio ini memberikan gambaran tentang seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang. Semakin rendah rasio ini, semakin baik bagi perusahaan karena menunjukkan risiko keuangan yang lebih rendah.
- Long-Term Debt to Equity Ratio: Mengukur rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dengan modal yang dimiliki.
- Times Interest Earned: Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bunga.
Dengan menganalisis rasio-rasio solvabilitas, perusahaan dapat menilai risiko keuangan dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Informasi ini berguna  untuk kreditur dan investor untuk menilai risiko investasi serta kemampuan perusahaan untuk melunasi utang.
Stabilitas
Stabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan di masa depan yang diharapkan  investor. Contoh rasio yang biasa digunakan untuk mengukur stabilitas adalah rasio utang terhadap ekuitas. Rasio ini menunjukkan seberapa besar ekuitas suatu perusahaan  dibiayai oleh hutang. Semakin rendah rasio ini maka semakin stabil kondisi keuangan perusahaan.
Selain indikator keuangan, analisis kinerja keuangan juga dapat dilengkapi dengan penilaian terhadap arus kas suatu perusahaan. Arus kas yang positif dan stabil menunjukkan bahwa suatu perusahaan mempunyai kemampuan  menghasilkan kas untuk membiayai operasinya, membayar hutang, dan membayar dividen kepada pemegang saham.
Pentingnya Analisis Kinerja Keuangan
 Analisis kinerja keuangan yang komprehensif dan teratur adalah kunci bagi perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan bisnis jangka panjang. Memahami faktor-faktor kunci seperti profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan stabilitas memungkinkan perusahaan mengambil keputusan yang lebih baik mengenai strategi pemasaran, alokasi sumber daya, manajemen risiko, dan perencanaan keuangan. Selain itu, analisis kinerja keuangan juga memberikan transparansi kepada pemangku kepentingan eksternal, antara lain investor, kreditur, dan regulator sehingga membantu membangun kepercayaan dan menarik investasi atau pendanaan yang diperlukan untuk pertumbuhan bisnis.