Mohon tunggu...
Emma Malika
Emma Malika Mohon Tunggu... Guru - Blogger

"Kompasianer teraktif versi Komik Kompasiana tahun 2023" || Menulis dengan apa adanya dan berusaha menjalani hidup dengan baik agar kembali dengan Husnul khatimah aamiinn

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

8 Tips Ubah Amarah Menjadi Berkah Melalui Karya Seni

12 Mei 2024   17:19 Diperbarui: 14 Mei 2024   17:10 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Butet kartaredjasa, dokpri Emma 

Amarah adalah emosi manusia yang terjadi sebagai respons terhadap situasi atau peristiwa tertentu. Hal ini ditandai dengan perasaan intensitas tinggi seperti kemarahan, frustrasi, atau ketidakpuasan yang terkait dengan perasaan bahwa kebutuhan atau harapan tidak terpenuhi.

Amarah pun biasanya menyertai respons fisik seperti peningkatan detak jantung, napas cepat, dan ketegangan otot. Amarah pun dapat memiliki beragam penyebab dan tingkat keparahan yang berbeda-beda pada setiap individu. Penting untuk mengelola dan mengendalikan amarah dengan cara yang sehat supaya tidak mengganggu hubungan dan kesejahteraan baik diri sendiri maupun orang lain.

Penyebab amarah bervariasi setiap individu, adapun beberapa faktornya antara lain seperti kekecewaan, frustasi, perlakuan tidak adil, stress, konflik interpersonal, gangguan fisik atau kesehatan mental dan lingkungan sekitar.

Salah satu cara efektif dalam mengatasi amarah adalah melalui seni. Karya seni dapat menjadi medium yang ampuh untuk menyalurkan emosi, mengekspresikan diri, dan menciptakan kedamaian dalam diri kita. 

Langkah inilah yang diambil oleh Butet kartaredjasa saat amarah menyapa diri, ekspresi kemarahan dan kekecewaan dituangnya dalam karya lukisan, patung maupun pahatan pada pameran yang bertajuk "Melik Nggendong Lali" di Galeri Nasional Jakarta, yang berlangsung mulai tanggal 26 April hingga 25 Mei 2024.

1. Melukis, menggambar, atau membuat karya seni lainnya dapat menjadi cara untuk mengeluarkan perasaan amarah dan mengubahnya menjadi karya yang indah. Proses melibatkan diri dalam seni memungkinkan kita untuk menyelami emosi kita dengan lebih dalam dan menemukan cara untuk mengaturnya.

2. Dalam menciptakan karya seni, kita sering kali merenung tentang perasaan dan pikiran yang mendorong amarah kita. Ini memungkinkan kita untuk memahami akar masalah dan mencari solusi yang lebih baik. Seni berfungsi sebagai cermin untuk menjelajahi diri sendiri, menghadapi tantangan, dan meraih pemahaman yang lebih dalam.

3. Dalam proses menciptakan seni, kita dapat mengubah amarah kita menjadi keindahan dan inspirasi. Transformasi ini membantu kita mengalihkan energi negatif menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menghadirkan harmoni dalam diri kita. Seni merupakan alat yang kuat untuk mentransformasikan emosi negatif menjadi karya yang positif dan bermakna.

4. Karya seni yang terinspirasi oleh amarah dapat menjadi sarana untuk menciptakan kedamaian dalam diri kita. Melihat atau menghargai seni tersebut bisa menjadi pengalaman meditatif yang menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Seni memberikan ruang bagi kita untuk mencapai kesadaran dan kelegaan dalam perjalanan emosi kita.

Melik Nggendong Lali GalNas dokpri Emma 
Melik Nggendong Lali GalNas dokpri Emma 

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu menjauhkan diri dari amarah:

1. Cobalah untuk mengidentifikasi tanda-tanda fisik dan emosional yang menandakan sedang munculnya amarah. Misalnya, detak jantung yang cepat, perasaan tegang, atau pikiran negatif. Dengan mengenali tanda-tanda ini, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah amarah yang lebih lanjut.

2. Ketika merasa amarah mulai tumbuh, cobalah untuk mengambil napas dalam-dalam secara perlahan. Pusatkan perhatian pada napas, rasakan udara masuk dan keluar dari tubuh kita. Ini dapat membantu menenangkan pikiran dan meredakan ketegangan emosional.

3. Jika kita merasa sedang tertekan atau marah, berikan diri sendiri waktu untuk beristirahat dan menjauh dari situasi pemicu. Ambil waktu untuk berjalan-jalan, berbicara dengan teman, atau melakukan kegiatan yang membantu kita mengalihkan perhatian dan menenangkan diri.

4. Praktikkan kemampuan komunikasi yang efektif dengan orang lain. Ungkapkan perasaan dan kebutuhan dengan jelas dan tanpa menghakimi. Dengarkan juga pandangan orang lain dengan empati dan pengertian.

5. Melakukan kegiatan fisik seperti berolahraga, yoga, atau meditasi dapat membantu mengurangi ketegangan emosional dan mengalihkan perhatian kita. Mengatur waktu untuk relaksasi dan merawat tubuh dapat membantu mengurangi tingkat stres dan amarah.

6. Temukan kegiatan yang membuat kita senang dan menenangkan pikiran. Terlibat dalam kegiatan seperti berkesenian, membaca, menulis, berkebun, atau mendengarkan musik dapat membantu mengalihkan perhatian dari perasaan amarah.

7. Jika merasa sulit untuk mengendalikan amarah atau merasa terjebak dalam siklus kemarahan yang berkepanjangan, penting untuk mencari bantuan profesional. Psikolog atau konselor dapat membantu kita mengatasi masalah emosi dan memberikan strategi yang lebih spesifik.

8. Ubahlah amarah menjadi berkah dengan menggali nilai positif yang diri kita miliki, dengan begini tidak hanya amarah dalam diri yang berkurang akan tetapi keberkahan pun kita dapatkan berupa cuan ya kaan?

Ingatlah bahwa menerapkan teknik-teknik ini membutuhkan waktu dan latihan. Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam mengelola amarah mereka. Jadi, eksplorasi dan temukan apa yang paling efektif bagi Anda untuk menjauhkan diri dari amarah.

Butet kartaredjasa, dokpri Emma 
Butet kartaredjasa, dokpri Emma 

Kesimpulan:
Mengubah amarah menjadi sabar adalah tantangan yang membutuhkan pemahaman diri dan kreativitas. Seni memberi kita kesempatan untuk menghadapi dan mentransformasikan emosi negatif menjadi sesuatu yang indah dan bermakna. Melalui seni, kita dapat menemukan kedamaian dalam diri kita sendiri dan membangun hubungan yang lebih positif dengan emosi kita. Mari gunakan karya seni sebagai alat pemulihan dan pertumbuhan pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun