Di tempat yang bening dan cerlang,
Helikopter terbang berkali-kali.
Tapi sayang, engkau salah melihat,
Itu bukan capung, namun pesawat perkasa.
Tak ada irama pelan yang mendayu,
Atau serbuk indah di siang yang terang.
Itu helikopter, melintas gagah perkasa,
Sorot matahari mencetak bayangan gagah.
Namun, apa yang bisa kupahami,
Mengapa kau tertipu dalam khayalan?
Mungkin hatimu haus akan belantara,
Yang tertawan oleh pesona yang beriringan.
Tak ada dosa dalam kesalahfahaman,
Namun hadirlah dan jelaskan luka ini.
Helikopter terbang di atas kapas,
Capung pun menusuk rangkaian mimpi.
Itulah kekuatan karya sang pencipta,
Menggambarkan hal-hal yang tak sanggup disentuh.
Kita terpesona oleh keindahan dunia,
Namun sering kali menyia-nyiakan takdir.
Hari ini kita lebih bijak dan sadar,
Mengenali helikopter yang melambai diri.
Capung juga indah di antara rerumputan,
Dan pesona hidup kita tak kan pernah terganti.
Jakarta, 11 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H