Mohon tunggu...
Emma Ratna Fury
Emma Ratna Fury Mohon Tunggu... -

Mahasiswa salah satu Universitas swasta di Yogyakarta. saat ini sedang belajar ilmu komunikasi jurnalistik, serta belajar untuk menulis hal-hal yang ada disekitar kita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keselamatan Penonton "Jogja Java Carnival"

26 Oktober 2011   04:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:29 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta, Tepat pada hari sabtu (22/10) sepanjang jalan Malioboro dipenuhi oleh ribuan manusia. Pada Pukul 17.00 wib, jalan Malioboro ditutup, jalur ke malioboro dialihkan melalui jalan Mataram. Ribuan orang dari berbagai macam asal bertumpang ruah di jalan Malioboro.

Beberapa jam saya menunggu pada salah satu ruas jalan Malioboro, Semakin malam semakin padat di tepi jalan utama Malioboro. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 Wib, dan belum ada tanda-tanda acara akan dimulai. Kepadatan penduduk pun semakin bertambah lagi tepat pada pukul 19.00 Wib, namun acara juga belum dimulai. Suara penonton sangat gaduh saat menunggu acara untuk dimulai.

Satu jam kemudian, tepat pada jam 20.00 Wib, Acara pun dimulai. Dimulai dari para petugas keamanan yang mendorong masyarakat disekitar jalan, agar lebih mundur dan tidak menghalangi jalan. Aksi desak-desakan kembali terjadi, setelah petuugas keamanan merapikan barisan, masyarakat tetap saja mendorong untuk maju dengan tujuan melihat carnaval lebih dekat lagi. Padahal jika mereka memaksa untuk maju, maka mereka bisa terkena mobil-mobil carnaval yang didesain dengan berbagai macam bentuk.

Hal-hal inilah yang tidak disadari oleh para penonton carnaval, mereka selalu ingin melihat lebih dekat, namun keselamatan tidak mereka pikirkan. Disebelah saya ada seorang ibu-ibu yang mengendong anaknya yang masih berumur 1tahun, Ia rela berdesak-desakan hanya untuk menonton carnaval ini. Berjam-jam ia berdiri dan berdesak-desakan diribuan orang hanya untuk mendapatkan tempat paling depan.

[caption id="attachment_139475" align="aligncenter" width="150" caption="Anak dijepit dengan kaki"][/caption]

Fenomena yang sangat menyedihkan lagi adalah, ada seorang bapak yang rela mengapit anaknya dengan kaki, untuk mendapatkan posisi paling depan untuk melihat carnaval ini. Keselamatan anaknya pun tidak dipikirkan.

Beberapa fenomena diatas yang seharusnya menjadikan koreksi bagi diri kita semua, dimana kesadaran akan keselamatan diri sendiri masih kurang di Indonesia ini. Keselamatan masih dinomor sekiankan dibandingkan kepuasan mereka untuk mendapatkan posisi terdepan, atau dekat dengan Venue.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun