Jutaan helai bulu betis berbau iblis,
Menjelma disetiap roman-roman narsis
Ditaman itu adalah sangkar budaya romantis
Sorot pandang tak jera terkikis
Taman itu adalah pasar kulit mati
Taman itu adalah keraton liar pedusi
Terbudayalah karya wanita dalam cermin peri
Lalu terbingkis teropi jahannam dalam simbol surgawi
Aku hanya pengamat bukan penikmat
Ribuan mata itu menyelinap dalam daging yang berlipat-lipat
Biarlah mereka meraba dan menyayat
Mereka belum merasa perih dosa sang mayat
Untuk mereka, kita persembahkan bait-bait do’a
Kita hamburkan pesan dari kaki surga
Semua berdosa,
Biar semua mencari pelita...
Surabaya, 24 desember 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H